News Details

Antisipasi Virus Zika KKP Kelas I Makassar Pasang Lavitrap di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar

Info
dikirim pada Oct 9, 2016 11:39 PM
oleh: Tim Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit

ANTISIPASI VIRUS ZIKA KKP KELAS I MAKASSAR

PASANG LAVITRAP DI BANDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR

 

Virus Zika merupakan salah satu jenis arbovirus dari genus Flavivirus. Virus ini memiliki hubungan philogenetik yang sangat erat dengan arbovirus lainnya seperti dengue,demam kuning, japanes enchepalitis, dan west nile virus. Virus ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1947 yang ditemukan pada air liur monyet pada sebuah studi demam kuning. Virus ini diketahui pertama kali mmenginfeksi manusia pada tahun 1952 di Uganda dan Tanzania. Kejadian luar biasa (KLB) pertama kali dilaporkan pada tahun 2007 di wilayah pasifik (Yap). Kemudian dilaporkan beberapa kali KLB di wilayah Asia, Afrika, Regional western pacific, dan yang paling akhir terjadi di Amerika.

Penyakit virus Zika umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang juga merupakan vektor penular penyakit arbovirus lainnya termasuk demam berdarah dengue. Pada sejumlah kecil kasus ditemukan bukti penularan melalui hubungan seksual dan vertikal (dari ibu ke anak), demikian juga dengan penularan melalui transfusi darah. Kasus dengan penularan melalui air susu ibu sampai saat ini belum ditemukan, namun demikian hal tersebut mungkin terjadi pada ibu yang terinfeksi selama periode peripartum.

Gejala dari penyakit ini serupa dengan penyakit arbovirus lainnya biasanya muncul setelah 3-12 hari masa inkubasi. Gejala tersebut diantaranya ruam, demam, konungtivitis, myalgia, arthralgia, lemah, dan sakit kepala. Gejala tersebut biasanya berlangsung selama 4-7 hari.

Selama KLB yang terjadi di French Polynesia pada tahun 2013-2014 terjadi peningkatan kasus Guillain Bare Syndrome (GBS) dan gangguan neurologis lainnya yang diketahui berhubungan dengan infeksi Zika. Selain itu pada KLB yang saat ini terjadi di Amerika juga ditemukan adanya hubungan virus Zika dengan beberapa kejadian gangguan neurologis.

Setelah diketahui terdapat hubungan antara peningkatan infeksi virus Zika dengan kejadian mikrosefalus pada bayi baru lahir dan gangguan neurologis lain serta tingginya potensi penyebaran maka pada 1 Februari 2016 WHO menetapkan Zika sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC). Artinya masalah Zika menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang memerlukan kerjasama internasional. Tak tertutup kemungkinan virus zika juga menyebar di Indonesia. Apalagi,bandara internasional Sultan hasanuddin Makassar  menerima penerbangan langsung dari singapura sebanyak tiga kali dalam setiap minggunya yang sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 250 kasus infeksi virus zika di Singapura, negara yang sangat dekat dengan Indonesia.

Situasi Indonesia hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus penyakit virus Zika. Namun demikian, kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini terarah sudah dilakukan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari penyebaran penyakit virus Zika. Guna mengantisipasi masuknya virus Zika, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar yang bertugas cegah tangkal penyakit di pintu masuk Negara pada Minggu 18 September 2016, mulai memasang 150 perangkap larva nyamuk yang disebut lavitrap. Tujuannya agar lingkungan bandara bisa lebih aman dari nyamuk terutama Aedes aegypti sebagai vektor utama penyebar penyakit.

Thermal Scanner sudah terpasang di area bandara untuk memeriksa penumpang demam dan membagi Health Alert Card untuk pengamatan. Pemasangan lavitrap ini dilakukan sebagai tindakan pendukung agar lingkungan bandara bisa lebih aman. pengendalian dengan secara kimia sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan di bandara  pengendalian secara kimia di bandara yang sangat sibuk akan sangat sulit dan itu hanya membasmi nyamuk dewasa saja. Yang paling penting memutuskan rantai perkembangan penular penyakit tersebut.

Seperti diketahui bandara internasioal Sultan Hasanuddin sedang melakukan renovasi di ruang tunggu lantai 2, ini membuat kemungkinan munculnya tempat berkembang biak untuk nyamuk secara tidak disengaja semakin besar. Oleh sebab itu daripada nyamuk bertelur di tempat tersebut maka disiapkanlah lavitrap di tempat-tempat strategis.

Lavitrap adalah perindukan nyamuk buatan yang berfungsi menjadi tempat nyamuk Aedes bertelur. Setelah telur berkembang menjadi larva, kemudian larva bergerak ke dasar dan terperangkap di bawah kasa.

Dengan cara tersebut larva tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa, jika menjadi nyamuk tidak akan bisa terbang lagi sehingga mati dengan sendirinya. Pemasangan lavitrap ini merupakan salah satu cara memutus mata rantai kehidupan nyamuk. Seperti kita ketahui, prinsip utama dalam pengendalian nyamuk adalah bagaimana memutuskan mata rantai atau siklus kehidupan nyamuk.

ā€œTujuan pengendalian vektor adalah upaya untuk menurunkan kepadatan populasi nyamuk Aedes sampai serendah mungkin sehingga kemampuan sebagai vektor menghilang.


KOMENTAR

Tinggalkan Pesan





Ada yang bisa kami bantu?