News Details
![](https://bbkkmakassar.kemkes.go.id/assets/img/news/5733035174966740031a4cde8ffbd1a9.jpg)
Preventive Measures : Survey Kepadatan dan Identifikasi Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar
Pelabuhan laut dan
udara merupakan pintu gerbang lalu-lintas barang, orang dan alat transportasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Seiring dengan meningkatnya arus pariwisata, perdagangan, migrasi dan teknologi maka kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui alat transportasi semakin besar. Penularan penyakit
dapat disebabkan oleh binatang maupun vektor pembawa penyakit seperti nyamuk, lalat, pinjal, kecoa,
dan tungau (Ririh dan Anni, 2008).
Nyamuk merupakan
satu diantara serangga yang sangat penting dalam dunia kesehatan,
karena dapat bersifat ektoparasit
pengganggu yang merugikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Nyamuk
tergolong serangga yang cukup tua di alam dan telah mengalami proses evolusi
serta seleksi alam yang panjang sehingga menjadikan insekta ini sangat adaptif
tinggal bersama manusia (Majidah dkk, 2008).
Salah satu jenis nyamuk yang
menyumbang masalah kesehatan yang cukup besar adalah Aedes Aegypti. Tempat
hinggap yang disenangi jenis nyamuk ini ialah benda-benda yang tergantung,
seperti : pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat berkembang biaknya.
Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Setelah masa istirahat selesai,
nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada dinding bak mandi/WC, tempayan, drum,
kaleng, ban bekas, dan lain-lain (Depkes RI, 2014).
Nyamuk Aedes Aegypti dapat menularkan beberapa penyakit seperti, Demam
Berdarah Dengue (DBD), Yellow Fever
(demam kuning), zika dan chikungunya. Hal ini disebabkan adanya virus yang
menyebabkan penyakit tersebut dapat hidup dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti sehingga penyakit tersebut
dapat ditularkan oleh seseorang yang menderita penyakit kemudian digigit nyamuk
Aedes Aegypti lalu nyamuk tersebut
menggigit orang lain maka terjadilah penularan penyakit (ECDC, 2014)
Salah satu tugas
pokok dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam mencegah masuk-keluarnya penyakit dari atau ke luar negeri adalah melalui Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) di pelabuhan dan alat transportasi.
Upaya ini dilakukan untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit serta meminimalisasi dampak risiko lingkungan terhadap masyarakat.
Salah satu kegiatan dalam pemberantasan
vektor yaitu pengendalian nyamuk yang meliputi survey
jentik dan nyamuk dewasa, identifikasi jentik dan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik dan nyamuk
dewasa, dan diseminasi informasi hasil pengendalian (Christopher,
2009).
Kegiatan survey
nyamuk dilaksanakan oleh KKP Kelas I Makassar secara rutin setiap bulan. Dalam
tulisan ini dilaporkan kegiatan pada bulan Maret 2022. Survey
dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 15 Maret 2022 di Perimeter Area Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Makassar. Kegiatan survey dilakukan oleh pegawai Substansi
Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Kelas I Makassar yang dibantu oleh kader
vektor dan mahasiswa magang Universitas Tadulako Palu. Jentik nyamuk yang telah
didapatkan akan diidentifikasi untuk mengetahui jenis jentik yang ditemukan
menggunakan prosedur yang telah ditetapkan. Berikut adalah hasil survey
kepadatan dan identifikasi jentik nyamuk Aedes
Aegypti yang telah
Tabel 1. Hasil survey Kepadatan Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja
Pelabuhan Soekarno-Hatta, Tanggal 14-15 Maret Tahun 2022
No
|
Nama Gedung |
? Gedung |
? TPA
|
Jenis Spesies |
|||
Dalam Gedung |
Luar Gedung |
||||||
(+) |
(-) |
(+) |
(-) |
||||
1 |
Gedung
A |
1 |
0 |
7 |
0 |
5 |
|
2 |
Gedung
B |
4 |
1 |
10 |
0 |
8 |
Aedes aegypti,culex |
3 |
Gedung
C |
1 |
1 |
3 |
0 |
2 |
Aedes aegypti |
4 |
Gedung
D |
3 |
0 |
2 |
1 |
6 |
Aedes aegypti |
5 |
Gedung
E |
3 |
0 |
1 |
2 |
20 |
Aedes aegypti,culex |
6 |
Gedung
F |
2 |
0 |
7 |
2 |
0 |
Aedes aegypti |
7 |
Gedung
G |
2 |
2 |
1 |
0 |
0 |
Aedes aegypti,albopictus |
8 |
Gedung
H |
1 |
0 |
2 |
0 |
0 |
|
9 |
Gedung
I |
1 |
0 |
24 |
0 |
0 |
|
10 |
Gedung
J |
2 |
1 |
3 |
0 |
0 |
Aedes aegypti |
11 |
Gedung
K |
1 |
0 |
0 |
0 |
10 |
|
12 |
Gedung
L |
1 |
0 |
4 |
0 |
1 |
|
13 |
Gedung
M |
2 |
1 |
3 |
0 |
4 |
Aedes aegypti |
14 |
Gedung
N |
1 |
1 |
9 |
0 |
0 |
Culex |
Jumlah |
25 |
7 |
76 |
5 |
56 |
|
*Note:
Nama Gedung disamarkan
Jumlah
kontainer yang diperiksa sebanyak 144 TPA, 83 kontainer di dalam Kantor A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, L, M, N, M dan
61 kontainer di luar gedung A, B, C, D, E, F, K, L, dan M. Sampel jentik yang
ditemukan kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke dalam botol vial
Jentik lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan tersebut
menunjukkan dari 144 kontainer yang diperiksa 12 kontainer positif jentik terdiri
dari spesies
jentik aedes aegypti sp, Culex sp dan aedes Albopictus
sp, lebih jelasnya dapat dilihat dari data di bawah ini:
Tabel 2. Hasil Identifikasi Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja
Pelabuhan Soekarno-Hatta, Tanggal 14-15 Maret
Tahun 2022
No |
Lokasi Pengambilan Jentik |
Hasil Identifikasi |
Ket |
1
|
WC Gedung C (Jentik 1dan 2)
|
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Bag mandi |
Aedes
Aegypti
|
2
|
Vas Bunga Gedung
F (Jentik 1, 2 dan
3)
|
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Vas Bunga |
Aedes
Aegypti
|
3 |
Dispenser Gedung
N (Jentik 1) |
· Larva
Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing · Mempunyai
Bulu Tuff dan Acus · Habitat
Dispenser |
Culex |
4 |
Dispenser Gedung
B (Jentik 1)
Kantin Gedung B (Jentik 2 dan 3)
|
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Dispenser |
Aedes
Aegypti |
· Larva
Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing · Mempunyai
Bulu Tuff dan Acus · Habitat
Ember |
Culex |
||
5
|
Gedung E (Jentik 1)
Gedung E (Jentik 2 dan 3)
|
· Larva
Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing · Mempunyai
Bulu Tuff dan Acus · Habitat
Ban Bekas |
Culex |
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Ban Bekas |
Aedes Aegypti |
||
6 |
Gedung G (Jentik 1)
Gedung G (Jentik 2) Gedung G (Jentik 3) |
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Bagian Kiri dan Kanan Terdapat Barisan Rambut · Habitat
Ban Bekas
|
Aedes
Albopiktus
|
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Ban Bekas dan Drum |
Aedes
Aegypti |
||
7 |
Vas Bunga
Mushollah Gedung E (Jentik 1 dan 2) |
· Larva
Mempunyai Siphon Panjang dan Agak Runcing · Mempunyai
Bulu Tuff dan Acus · Habitat
Vas Bunga |
Culex |
8 |
Dispenser Gedung J |
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Dispenser |
Aedes
Aegypti |
9
|
Pot Bunga Gedung A (Jentik 1, 2 dan
3)
|
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdomen 7 Terdapat Rambut Seperti Trisula · Habitat
Pot Bunga |
Aedes
Aegypti |
10 |
Vas Bunga Gedung
L |
· Larva
Memiliki Siphon Pendek dan Hitam · Segmen
Abdo men 7 Terdapat Rambut Seperti
Trisula · Habitat
Vas Bunga |
Aedes
Aegypti |
*Note: Nama Gedung
disamarkan
Gambar 1. Peta area
survey kepadatan jentik nyamuk di Wilayah Kerja
Pelabuhan Soekarno-Hatta
tahun 2022
Keberadaan vektor Nyamuk Aedes Aegypti pada daerah Perimeter
dapat berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit. Apalagi nyamuk ini
merupakan vektor dari beberapa penyakit, yaitu Chikungunya, demam kuning, demam
berdarah dan zika. Oleh karena itu
perlu dilakukannya pengawasan terhadap vektor tersebut, yakni salah satunya
dengan melakukan survei kepadatan jentik nyamuk Aedes Aegypti dan jika kepadatan melebihi dari 0 % maka perlu dilakukan tindakan pengendalian.
Pengawasan
terhadap kepadatan jentik dilakukan dengan cara survei jentik nyamuk Aedes Aegypti di
daerah Perimeter Wilker Pelabuhan Laut Makassar. Survei jentik nyamuk ini
dilakukan pada 25 bangunan Kantor pemerintahan dan
beberapa perusahaan di dalam pelabuhan dengan 144 kontainer yang
diperiksa. Survei ini menggunakan metode
single larva yakni dengan mengambil jentik larva apabila pada kotainer
yang diperiksa terdapat jentik nyamuk. Pengambilan jentik ini dilakukan dengan
cara mengambil dengan pipet lalu dimasukkan kedalam botol vial.
Hasil survei jentik nyamuk pada
daerah Perimeter Pelabuhan Laut Makassar, dari 25 bangunan yang diperiksa terdapat
6 bangunan yang positif jentik, diantaranya ada 5 bangunan yang
ditemukan jentik Aedes aegypti, 1
gedung positif culex sp, dan dari
144 kontainer yang diperiksa ada 12 kontainer positif jentik dimana
8 kontainer positif Aedes
aegypti pada gedung B, C, G, J, M
baik di dalam dan di luar gedung, 3 container positif culex di dalam dan
di luar gedung N, B, E, dan 1 positif Aedes albopictus pada gedung E.
Angka kepadatan jentik yaitu hasil
HI 0,2 %, dan CI 0,07 % keberadaan
vektor nyamuk
Aedes Aegypti pada daerah Perimeter tidak
memenuhi syarat karena melebihi nilai baku = >0% (Permenkes no. 50 tahun 2017).
Nyamuk
Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang
aktif pada siang hari, biasanya meletakkan telurnya pada tempat-tempat
penampungan air bersih atau genangan air, bisa juga di bak mandi, vas bunga,
kaleng bekas, dan ban bekas maupun semua kontainer yang dapat menampung air
bersih (Sembel, 2009).
Survei larva yang dilakukan pada 25
gedung daerah perimer Pelabuhan Laut Makassar, terdapat 6 bangunan yang positif
di mana 5 gedung positif larva Aedes
Aegypti dan 1 gedung positif culex sp.
Angka House Index menunjukkan angka 0,2%. Semakin tinggi angka HI, berarti
semakin besar kepadatan jentik dan nyamuk, semakin tinngi pula resiko
masyarakat di daerah tersebut untuk kontak dengan nyamuk dan menurut WHO daerah
yang mempunyai nilai House Index lebih dari 5% umumnya daerah yang sensitif
atau rawan terjadi kasus Demam Berdarah.
Countainer Index dapat digunakan
sebagai alat pembanding yang penting dalam mengevaluasi program pengendalian
vector. Nilai Container Index yang ditemukan dalam survey ini sebesar 0,07%.
Selain tempat penampungan air, alat-alat rumah tangga juga menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ditandai dengan ditemukannya jentik positif di penampungan
air dispenser. Hal ini karena kurangnya perhatian dari pengelola gedung
sehingga tidak menyadari alat-alat yang terdapat pada gedung dapat menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk.
Terhadap kontainer yang positif
jentik diberikan bubuk abate dan diberikan penyuluhan kepada pemilik bangunan sebagai
proses pengendalian vektor nyamuk agar selalu menjaga TPA mereka tidak menjadi
tempat bersarang Nyamuk dengan cara selalu menguras dan membersihkan tempat
penampungan air.
Disarankan agar pihak KKP meningkatkan
upaya pencegahan terhadap penyebaran nyamuk Aedes
Aegypti dan memberikan penyuluhan kepada pekerja di sekitar pelabuhan agar
menjaga semua bak penampungan air tetap bersih atau dalam keadaan tertutup.
Latest Artikel
- KILAS BALIK PENCAPAIAN KINERJA BBKK MAKASSAR TAHUN 2024
- Peran Lalat dalam Penularan Penyakit dan Keperluan Forensik
- Preventive Measures : Survey Kepadatan dan Identifikasi Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar
- LIBUR TELAH TIBA, TRAVELLING TETAP HARUS SEHAT
- JANGAN PANIK, TETAP WASPADA !!!, KKP KELAS I MAKASSAR WILKER PELABUHAN KHUSUS BIRINGKASSI SIAGA MENJAGA PINTU MASUK NEGARA TERHADAP MASUKNYA VARIAN BARU VIRUS COVID-19