News Details

MENYULAP TANAMAN MANGROVE DI PESISIR BULU CINDEA, BUFFER AREA KKP KELAS I MAKASSAR WILKER PELABUHAN KHUSUS BIRINGKASSI MENJADI WISATA MANGROVE DEWI BIRINGKASSI

Info
dikirim pada Nov 3, 2019 7:02 PM
oleh: Ego, SKM, M.Kes

Biringkassi-Hutan Mangrove merupakan salah satu hutan dengan tanaman Bakau yang berada di tepi lautan. Sebagai suatu negara kawasan tropis, Mangrove bisa ditemukan di hampir seluruh kawasan garis pantai Indonesia dengan intensitas dan formasi yang beragam. Keberadaan hutan Mangrove ini adalah untuk membantu mencegah abrasi, bahkan beberapa hutan Mangrove juga ada yang dijadikan lokasi wisata.

 

Potensi yang berada di sepanjang pesisir pantai Pelabuhan Khusus Biringkassi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Diantara esensial fungsi ekologi dan ekonomi, hutan Mangrove menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam komersial, rekreasi dan perikanan. Melalui jasa lingkungan sebagai tempat daerah pemijahan bagi organisme air untuk melakukan sebagian dari siklus reproduksinya (spawning ground), habitat daerah asuhan bagi organisme yang masih kecil atau muda sebelum menjadi dewasa (nursery ground) bagi kehidupan laut.

 

Usaha yang telah dilakukan pemerintah desa Bulu Cindea dengan melibatkan stakeholder termasuk CSR PT. Semen Tonasa dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar wilayah kerja (Wilker) Pelabuhan Khusus Biringkassi dalam upaya mendorong pengembangan hutan Mangrove sebagai salah satu destinasi wisata di pesisir Bulu Cindea. Lokasi tersebut merupakan bagian dan buffer area (lokasi di luar Perimeter pelabuhan) dari Wilker Pelabuhan Khusus Biringkassi. Adapun keterlibatan KKP Makassar dalam program ini berupa  penanganan sampah dan pengawasan lingkungan wilayah perimeter dan buffer Pelabuhan Biringkassi yang merupakan  lokasi destinasi wisata Mangrove  sejak bulan  September 2019. Selain sebagai obyek wisata juga memberikan andil dalam usaha pelestarian lingkungan pesisir dan mempertahankan ekosistem Mangrove yang ada sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tugas wilker Pelabuhan Khusus Biringkassi. Pengembangan hutan Mangrove menjadi lokasi pariwisata alam dan edukasi, sekaligus ajang swafoto kini mulai dirasakan warga di Kampung Biringkassi, Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Terinspirasi perkembangan obyek wisata hutan Mangrove di sejumlah daerah,  Pemerintah Desa Bulu Cindea berintegrasi dengan CSR PT. Semen Tonasa dan  KKP Kelas I Makassar wilker Pelabuhan Khusus Biringkassi  kini terus berbenah dalam upaya menjadikan hutan Mangrove sebagai kawasan destinasi wisata Mangrove Dewi Biringkassi.

 

Desa Bulu Cindea yang juga merupakan lokasi Pelabuhan Biringkassi, milik PT Semen Tonasa dan wilayah buffer KKP Kelas I Makassar Wilker Pelabuhan Khusus Biringkassi dimana  hutan Mangrove yang ada masih terjaga di sepanjang pesisir pantai sekitar 40 meter di daerah tersebut. Pemerintah desa Bulu Cindea kini menghadirkan lokasi wisata murah bagi masyarakat yang ingin menikmati eksotis panorama pesisir dan hutan Mangrove serta kapal-kapal besar yang bersandar di pelabuhan khusus Biringkassi. Pemerintah setempat selain menjadikan daerahnya sebagai lokasi kunjungan wisata, juga berkeinginan agar tempat wisata yang dihadirkannya sebagai upaya mengkampanyekan pelestarian lingkungan, menjaga pohon Mangrove, ekosistem dan habitatnya dari kerusakan.

 

Di lokasi destinasi wisata ini, pengunjung dapat pula menyaksikan aktivitas nelayan penangkap kepiting yang menjadi daya tarik tersendiri, serta hadirnya jembatan berwarna-warni di lokasi yang ramai dikunjungi tiap sore hari. Bukan hanya itu, hadirnya sebuah kedai warung kopi di tengah hutan Mangrove juga memberikan sensasi tersendiri. Kini dengan dukungan penuh semua pihak, aspek untuk mendukung wisata Mangrove terus diupayakan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung termasuk dampak lingkungan, agar keasrian tetap terjaga. KKP Kelas I Makassar Wilker Pelabuhan Khusus Biringkassi sangat mendukung  upaya pemerintah Desa Bulu Cindea dalam melestarikan hutan Mangrove di Biringkassi, karena dengan adanya upaya menjadikan lokasi tersebut sebagai destinasi wisata maka kebersihan dan keindahannya  akan  terjaga,  hal itu berdampak baik dalam menciptakan pelabuhan yang sehat. (ego)

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan





Ada yang bisa kami bantu?