News Details
![](https://bbkkmakassar.kemkes.go.id/assets/img/news/16d10c36e6650b1931093a53cf1a0a44.jpg)
KKP KELAS I MAKASSAR PERKETAT PENGAWASAN PELAKU PERJALANAN DI PELABUHAN DAN BANDARA
MAKASSAR - Virus
corona penyebab COVID-19 terus mengalami mutasi dan perkembangan seiring
pandemi yang masih terjadi di banyak negara. Adanya varian baru virus COVID-19
yang diduga menjadi penyebab tsunami COVID-19 saat ini di India dengan jumlah
kematian ratusan ribu jiwa. Kondisi ini menyebabkan sebagian warga negara India
eksodus ke Indonesia seperti dijelaskan dr. Benget Saragih Kasubdit Karantina
Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes di media detiknews (22/4/2021).
Apalagi saat ini
pemerintah Indonesia telah mengeluarkan larangan pemberian visa kunjungan
setelah 32 Warga Negara Asing (WNA) berasal dari India dipulangkan pihak imigrasi
Bandara Soekarno Hatta. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala KKP Kelas I Makassar, dr.
Haskar Hasan mengatakan dengan kondisi adanya penyakit COVID-19 varian baru di
India, tentu sebagai petugas harus lebih waspada karena kemungkinan dari luar negeri
khususnya dari India bisa jadi merupakan varian baru.
Tak hanya manusia
tapi barang dan alat angkut juga menjadi ojek pengawasan petugas KKP Kelas I
Makassar. "Sehingga
perlu kita tingkatkan pengawasan terhadap alat angkut, orang dan barang,"
kata dr Haskar Hasan. Pengawasan ini kata beliau, dilakukan di pelabuhan dan
bandara sebagai pintu masuk dan ini tidak dikhususkan bagi orang asing saja
tapi seluruh pelaku perjalanan yang masuk melalui pelabuhan dan bandara, jangan
sampai orang masuk tersebut terkena virus varian baru dari tempat lain. "Pengawasan ini
dilakukan di pelabuhan dan bandara sebagai pintu masuk negara yang mana pelaku
perjalanan ini bisa masuk bukan saja langsung dari luar negeri tapi sudah
melewati jalur pelabuhan dan bandara yang ada di kota lain di Indonesia
kemudian menuju pelabuhan dan bandara di wilayah KKP Makassar," ujarnya.
Olehnya itu perlu
ada koordinasi dan komunikasi dengan KKP lain untuk saling memberi informasi
cepat dalam rangka mengantisipasi masuknya penyakit COVID-19 varian baru
melalui pelaku perjalanan dari luar negeri khususnya yang datang dari India.
"Koordinasi dan komunikasi ini tentunya juga dengan lintas sektor
terkait lainnya," jelasnya.
Tak hanya manusia yang dia awasi, namun barang-barang impor dari luar pun tak
luput dari pemantauan KKP Kelas I Makassar. "Tidak ada perbedaan
(Pengawasan orang dan Barang) khusus seperti yang kita lakukan berkaitan dengan
kekarantinaan kesehatan hanya saja perlu lebih waspada lagi dengan meningkatkan
upaya detect, prevent and response di
semua lini dan saling komunikasi dan kerja sama dalam cegah tangkal
penyakit," demikian dr. Haskar menambahkan penjelasannya.
Tak hanya
mengawasi orang keluar masuk di Bandara dan Pelabuhan, KKP Kelas I Makassar pun
berupaya melakukan pencegahan agar WNA atau Warga Negara Indonesia (WNI) dari
luar negeri harus dikarantina lebih dahulu apalagi saat ini ada varian baru
penyakit menular ini dari India. Tapi ini tidak bisa dilakukan oleh KKP
Kelas I Makassar sendiri sehingga dibutuhkan peran seluruh stakeholder yang ada. Baik itu dari pemerintah maupun swasta. "Berkaitan dengan tempat
karantina tentunya perlu keterlibatan Pemda untuk antisipasi menampung pelaku
perjalanan dari luar negeri karena kegiatan mengkarantina perlu tempat, waktu,
tenaga dan biaya sehingga pemerintah harus menyiapkan itu," harap dr.
Haskar Hasan. (HSM).
Latest News
- KEMITRAAN DIKLAT BBKK MAKASSAR DILEBARKAN DENGAN KERJASAMA PENDIDIKAN NON KESEHATAN
- PERKUAT IMPLEMENTASI KEKARANTINAAN KESEHATAN, BBKK MAKASSAR MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
- Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
- Upaya Tingkatkan Implementasi SSm Pengangkut : KSOP Makassar gelar Rapat Koordinasi
- PENGAWASAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN PENYAKIT MENULAR DI BALAI BESAR KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN (BBKHIT) WILKER PELABUHAN MAKASSAR