News Details

Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat di Pelabuhan Rakyat Paotere Makassar Tahun 2015

Info
dikirim pada Dec 7, 2015 6:47 PM
oleh: Nirwan, SKM, M. Kes


 

I.       SEKILAS TENTANG PELABUHAN PAOTERE

Pelabuhan Paotere adalah suatu pelabuhan rakyat yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pelabuhan yang berjarak ± 5 km (± 30 menit) dari pusat Kota Makassar ini salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo dan sejarah bahari dari Kota Makassar sejak abad ke-14.

Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat termasuk Phinisi, kapal khas dari Sulawesi Selatan. Hampir 24 jam aktifitas bongkar muat terjadi di Pelabuhan Paotere yang akan menuju atau pun dari kota kota di Indonesia bagian timur lainnya, Seperti, Balikpaan, Nunukan, Samarinda, Surabaya, Kupang, serta kota lainnya.

Kapal kapal phinisi tersebut mengangkut barang barang seperti barang kelontong, indomie, beras, semen, dan barang lainnya. Rata – rata kapal phinisi akan berangkat 2 kali dalam sebulannya. Kapal kapal ini memiliki daya angkut hingga 500 ton.

Di luar pelabuhan berjejer rumah toko (ruko) yang menjual berbagai macam hasil bumi dan kebutuhan masyarakat sekitar. Barang yang dijual tersebut antara lain berbagai macam jenis ikan kering, perlengkapan nelayan, serta beberapa restoran seafood.

Pemerintah Kota Makassar telah menjadikan kawasan Pelabuhan Paotere sebagai kawasan wisata. Kapal Phinisi dan nilai historis menjadi ikon pariwisata. Penataan dermaga dan lingkungan sekitar pelabuhan dilakukan agar kondisi pelabuhan tidak semrawut dan menarik untuk dikunjungi.

Sekalipun demikian kondisi lingkungan Pelabuhan paotere yang tidak memiliki jarak dengan permukiman membawa persoalan tersendiri. Permukiman penduduk berhubungan langsung dengan pagar pelabuhan, bahkan di pinggir laut berdiri gubuk-gubuk permukiman liar penduduk yang sangat padat. Kondisi ini membawa berbagai permasalahan social di sekitar kawasan antara lain kemiskinan, gangguan keamanan, sampah berserakan, penyakit menular dll. Karena kondisi yang demikian sehingga kawasan ini dikenal sebagai kawasan marginal dengan tingkat kehidupan social yang masih rendah.

Secara umum kondisi dalam kawasan Pelabuhan Paotere terkesan klasik, kotor dan marginal. Jejeran kapal phinisi yang memenuhi dermaga memberi warna klasik, khas dan menjadi daya tarik pengunjung. Sebaliknya tatanan lingkungan yang belum optimal menyebabkan lingkungan berbau busuk, got banyak yang tersumbat, sampah masih ditemukan berserakan di beberapa tempat, bangkai kapal yang tidak terurus, pemukiman yang padat, warung dan pedagang jajanan k5 serta aktifitas buruh pelabuhan dan anak buah kapal (ABK) yang hilir mudik.

Luas wilayah perimeter area ± 9 ha dan memiliki 11 dermaga. Dalam kawasan berdiri kantor pemerintahan dan swasta antara lain kantor PT. Pelindo Kawasan Paotere, Kantor Otoritas Pelabuhan Makassar Cabang Paotere, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar Cabang Paotere, Distrik Navigasi, Pos Karantina Pertanian, DPC INZA, DPC PELRA, Mesjid, Pos Karantina Pertanian, Polsek Persiapan Kawasan Paotere dan kantin.

II.      KELEMBAGAAN

Pengelolaan Pelabuhan Paotere dibawah kewenangan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar. Struktur operasionalnya dengan membentuk Kawasan Pelabuhan Paotere. Sedangkan untuk instansi pemerintah dibawah kendali Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dan Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar. Instansi ini telah membentuk satuan kerja tersendiri untuk melaksanakan fungsi kepemerintahan di Pelabuhan Paotere yaitu KSOP Pelabuhan Paotere.  Untuk fungsi CIQ, dilaksanakan oleh unsure CIQ yang beroperasional di Pelabuhan Makassar.

Lokasi Pelabuhan Paotere berjarak 3 KM dari ujung utara Dermaga Soekarno Pelabuhan Makassar. Pelabuhan ini dipisahkan oleh Pelabuhan PT. Pertamina, Dermaga TNI Angkatan Laut RI dan Dermaga Pelelangan Ikan Paotere. Secara administrasi kepemerintahan terletak di 2 (dua) kelurahan yaitu Kelurahan Gusung dan Kelurahan Cambayya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.

Dengan kondisi demikian dapat dipahami bila beberapa perangkat pemerintah yang melaksanakan tugas di kawasan ini tidak membentuk struktur tersendiri untuk mengelolah Pelabuhan Paotere.

Untuk pelayanan KKP Kelas I Makassar dilaksanakan oleh Kantor pelayanan di Pelabuhan Makassar. Petugas KKP turun ke lapangan (Pelabuhan Paotere) untuk melaksanakan berbagai kegiatan baik untuk pelayanan kapal maupun kegiatan program. Sebaliknya agen pelayaran untuk mendapatkan jasa pelayanan, melapor ke Kantor di Pelabuhan Makassar.

III.    KONSEP PENYELENGGARAAN PELABUHAN SEHAT

Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat ditujukan untuk mewujudkan kondisi Pelabuhan dan yang dapat mencegah potensi risiko penyebaran penyakit, gangguan kesehatan, keamanan dan ketertiban yang dinamis sehingga tercipta Pelabuhan Sehat. Oleh karena itu, sebagai pintu masuk negara dalam melakukan aktivitasnya, Pelabuhan perlu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh dan berkembang rasa aman, nyaman, tertib, dan sehat yang merupakan bentuk ”pelayanan prima” sebagai kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada konsep ECO Port sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Lingkungan Maritim dan Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan.

Dari aspek kesehatan masyarakat, media lingkungan yang perlu mendapat perhatian dalam mewujudkan kualitas Lingkungan Pelabuhan yang sehat adalah upaya untuk mengawasi agen penyebaran penyakit (fisik, kimia, mikrobiologis), media perantara (air, udara, makanan/minuman, vektor penyakit seperti serangga dan binatang pengerat, sampah dan limbah, manusia beserta perilakunya), pengamatan penyakit dan keluhan masyarakat yang terkait dengan kegiatan di Pelabuhan. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya International Health Regulation (IHR) 2005, dimana Indonesia telah sepakat untuk melaksanakannya secara penuh pada Tahun 2014 melalui kegiatan pengawasan/pengamatan penyakit di Pelabuhan dan Bandar Udara, agar penyakit-penyakit menular potensial wabah tidak berkembang menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of International Concern), seperti: Ebola, Avian Influenza, Swain Flu, Kolera, Pest paru, Demam kuning, West nile Fever, Cacar, Polio, Dengue, Meningokokus dan SARS.

Berdasarkan uraian di atas, Kementerian Kesehatan mengembangkan upaya Pelabuhan Sehat melalui pendekatan pengembangan Pelabuhan Sehat dengan melakukan pengaturan yang berkaitan dengan upaya-upaya kesehatan yang terintegrasi dengan upaya lain di lingkungan Pelabuhan.

Berkenaan dengan kondisi lingkungan di Pelabuhan Paotere, maka perlu upaya terobosan tersendiri guna mewujudkan pelabuhan sehat di kawasan ini. Bila konsep penyelenggaraannya menyatu dengan Pelabuhan Makassar, maka hasilnya tidak maksimal karena kondisi Pelabuhan Makassar sebagai Pelabuhan Laut Utama sudah menerapkan standar internasional sebagai pelabuhan complay dengan implementasi ISPS Code.

 

IV.   MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan penyelenggaraan Pelabuhan Sehat adalah:

a.    mewujudkan wilayah Pelabuhan yang tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat; dan

b.    mewujudkan kondisi wilayah Pelabuhan yang bersih, aman, nyaman, dan sehat untuk komunitas Pelabuhan dalam melaksanakan aktifitasnya.

Untuk mewujudkan pelabuhan sehat maka dibentuk forum pelabuhan sehat dengan maksud adalah:

a.    Menjadi wadah untuk berbagi pengalaman seputar upaya menjadikan pelabuhan sehat;

b.    Menjadi wadah berdiskusi tentang masalah, aspirasi masyarakat dan mencari solusi guna mencapai Pelabuhan sehat; dan

c.    Menyatukan pemikiran dan langkah semua instansi dan elemen masyarakat menuju pelabuhan sehat.

 

V.     LANGKAH – LANGKAH

Langkah – langkah untuk mewujudkan Pelabuhan sehat di Pelabuhan Paotere adalah sebagai berikut :

a.    Membentuk Pos pelayanan atau wilker KKP Kelas I Makassar di Pelabuhan Paotere.

Upaya ini untuk mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat kepada pengguna jasa pelabuhan dan meningkatkan kepedulian petugas terhadap kondisi lingkungan Pelabuhan Paotere. Keterpurukan kondisi lingkungan bisa jadi karena perhatian petugas yang memiliki tugas kesehatan lingkungan yang tidak maksimal karena tempat tugas jauh dari lingkungan yang akan disehatkan. Dengan demikian perlu membangun pos pelayanan dan atau wilayah kerja KKP Kelas I Makassar di Pelabuhan Paotere yang terpisah dari Induk atau Wilker Pelabuhan Makassar.

b.    Membentuk forum pelabuhan sehat

Forum Pelabuhan Sehat beranggotakan berbagai instansi terkait dan pelaku usaha serta perwakilan masyarakat atau asosiasi kemasyarakatan yang ada di Pelabuhan Paotere. Forum bertanggung jawab kepada Otoritas masing-masing. Apabila di Pelabuhan sudah mempunyai forum yang mempunyai tujuan dan misi selaras dengan tujuan Pelabuhan Sehat maka perlu mengoptimalkan forum tersebut. Forum perlu memiliki nama, tujuan, visi dan misi, serta program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing untuk mencapai Pelabuhan Paoter Sehat.

c.    Promosi, sosialisasi dan advokasi

Promosi Pelabuhan Sehat merupakan upaya untuk memberitahukan atau menawarkan konsep Pelabuhan Sehat dengan tujuan mengajak instansi dan masyarakat untuk mengerti dan melaksanakan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing untuk menciptakan Pelabuhan Sehat.

Sosialisasi Pelabuhan Sehat merupakan proses penanaman atau transfer nilai dan kriteria Pelabuhan Sehat oleh KKP dan Forum Pelabuhan Sehat kepada instansi lainnya di lingkungan Pelabuhan. Dalam proses sosialisasi disampaikan peran-peran yang harus dijalankan oleh instasi lain agar tercipta Pelabuhan Sehat.

Advokasi Pelabuhan Sehat oleh forum dan KKP merupakan upaya untuk mencapai tujuan Pelabuhan Sehat yang dilakukan secara sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesak terjadinya perubahan kebijakan secara bertahap dan maju, melalui semua saluran yang ada dan forum yang dibentuk.

d.    Koordinasi pelaksanaan

Koordinasi pelaksanaan Pelabuhan Sehat dimaksudkan untuk memadukan tujuan dan aktivitas dari unit-unit yang ada, supaya tujuan secara keseluruhan dapat tercapai. Dalam pertemuan koordinasi yang dilaksanakan forum dapat diperoleh persamaan sikap dan pandangan, persamaan dalam mengatur waktu, mempererat hubungan antar manusia dan keselarasan. Di samping itu masalah pencapaian sasaran, permasalahan yang timbul dan pemecahan problem berkaitan dengan faktor diluar kemampuan instansi ataupun badan usaha bisa dibahas dalam suatu koordinasi forum pelabuhan sehat.

Wilayah penyangga (Buffer Zone) Pelabuhan adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Pelabuhan. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan adalah wilayah perairan dan daratan pada Pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan. Penyehatan lingkungan wilayah ini dimaksudkan untuk melindungi area Pelabuhan dari dampak negatif kegiatan manusia di sekitarnya serta melindungi masyarakat sekitar dari faktor risiko kesehatan masyarakat akibat kegiatan Pelabuhan. Upaya kegiatan untuk mencapai Pelabuhan Sehat dilakukan pula di wilayah penyangga. Kegiatan penyehatan lingkungan di wilayah penyangga dilakukan bersama antara pemerintah kabupaten/kota setempat dengan otoritas Pelabuhan serta forum.

Pengembangan Pelabuhan sehat perlu disinkronkan dan diintegrasikan dengan pengembangan kabupaten/kota sehat di mana Pelabuhan berada untuk selanjutnya melakukan kerja sama.

e.    Jejaring kerja

Dalam mewujudkan Pelabuhan sehat perlu dikembangkan jejaring informasi antar pemangku kepentingan yang mencakup pertukaran informasi, profil, tenaga ahli, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh forum.

Informasi yang diperlukan oleh forum dalam menyelenggarakan Pelabuhan Sehat mencakup teknologi, sarana dan prasarana, pembiayaan, ketenagaan, program dan kegiatan guna mendukung kinerja forum yang terintegrasi.

f.     Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Beberapa komponen masyarakat dalam pemberdayaan di Pelabuhan paotere adalah kader kesehatan yang telah dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar, ibu-ibu PKK, organisasi buruh pelabuhan (INZA dan PELRA). Seluruh komponen diharapkan dapat mengambil gerakan nyata dalam mewujudkan Pelabuhan Paotere sehat.  

   

VI.   PROGRAM PELABUHAN SEHAT

Kegiatan dalam mewujudkan Pelabuhan Sehat di Pelabuhan paotere adalah mendekatkan pelayanan kesehatan pelabuhan dan meningkatkan kebersihan, keamanan, kenyamanan dan meniadakan faktor risiko kesehatan masyarakat. Secara ringkas program kegiatan pelabuhan Paotere Sehat adalah :

1)    Pembentukan Pos Pelayanan / Wilker KKP Kelas I Makassar

Pembentukan pos pelayanan/ wilker ini dengan sendirinya berarti seluruh transaksi pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan di Pelabuhan Paotere. Pelayanan kesehatan pelabuhan secara garis besar terdiri dari pelayanan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi, pelayanan upaya kesehatan dan lintas wilayah dan pengendalian risiko lingkungan.

2)    Penyelenggaraan kesehatan lingkungan

Merupakan kegiatan pengawasan pada penyelenggaraan kesehatan lingkungan terhadap media lingkungan di kawasan Pelabuhan yang terdiri dari air, udara, tanah, makanan dan vektor.

3)    Penataan sarana dan fasilitas

Merupakan kegiatan pengawasan pada penataan sarana dan fasilitas di kawasan Pelabuhan yang terdiri dari sarana dan bangunan, tempat parkir kendaraan, terminal peti kemas, fasilitas kesehatan, toilet, sarana cuci tangan dan saluran drainase.

4)    Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

Merupakan kegiatan pengawasan pada peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari gerakan kebersihan dan pencegahan penyakit, pengawasan daerah bebas rokok dan gerakan olahraga.

5)    Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja

Merupakan kegiatan pengawasan pada peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri dari sanitasi kapal, kesehatan dan keselamatan kerja serta kesiapsiagaan kesehatan darurat.

6)    Peningkatan keamanan dan ketertiban

Merupakan kegiatan pengawasan pada peningkatan keamanan dan ketertiban yang terdiri kegiatan upaya pencegahan kriminalitas.

7)    Peran serta masyarakat

Merupakan wujud nyata keaktifan dan peran kelompok masyakarat dalam upaya kesehatan. Paran serta masyarakat  berupa ketokohan, pendanaan, organisasi, material, teknologi dan pengetahuan. Salah satu kegiatan yang sudah ada dan dikenal luas dimasyarakat di lingkungan Pelabuhan paotere adalah pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Konsep ini akan diadop pada tatarana yang memungkinkan untuk lingkungan pelabuhan.

 

 

 

VII.  INDIKATOR KINERJA

Pelabuhan dapat dinyatakan sebagai suatu Pelabuhan Sehat apabila memenuhi kriteria dan indikator. Aspek-aspek dalam kriteria dan indikator tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat.

Untuk menilai secara holistic pengukuran kinerja dapat dilakukan mulai dari indicator input, proses, output dan bila memungkinkan outcame.

Untuk mengoptimalkan penilaian maka perlu dibuat beberapa kategori pelabuhan antara lain : kategori pelabuhan laut utama (Internasional), pelabuhan rakyat, pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan khusus.

 

VIII. PENUTUP

Pelaksanaan pelabuhan sehat adalah suatu upaya terobosan untuk mempercepat terwujudnya kondisi pelabuhan yang secara nyata memenuhi kriteria sehat yang telah ditentukan.  Beberapa criteria pelabuhan sehat antara lain terciptanya kondisi lingkungan yang aman, nyaman, bersih dan sehat dan dapat menurunkan risiko penularan penyakit berbasis lingkungan yang ditularkan melalui lingkungan Pelabuhan.

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan





Ada yang bisa kami bantu?