News Details
Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat di Pelabuhan Rakyat Paotere Makassar Tahun 2015
I.
SEKILAS
TENTANG PELABUHAN PAOTERE
Pelabuhan Paotere adalah suatu pelabuhan rakyat yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan.
Pelabuhan yang berjarak ± 5 km (± 30 menit) dari pusat Kota Makassar ini salah satu pelabuhan rakyat
warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan
bukti peninggalan Kerajaan
Gowa-Tallo dan sejarah bahari dari Kota Makassar sejak abad ke-14.
Pelabuhan Paotere sekarang
ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat termasuk Phinisi,
kapal khas dari Sulawesi Selatan. Hampir
24 jam aktifitas bongkar muat terjadi di Pelabuhan Paotere yang akan menuju
atau pun dari kota kota di Indonesia bagian timur lainnya, Seperti, Balikpaan,
Nunukan, Samarinda, Surabaya, Kupang, serta kota lainnya.
Kapal kapal phinisi tersebut
mengangkut barang barang seperti barang kelontong, indomie, beras, semen, dan
barang lainnya. Rata – rata kapal phinisi akan berangkat 2 kali dalam
sebulannya. Kapal kapal ini memiliki daya angkut hingga 500 ton.
Di luar pelabuhan berjejer rumah toko
(ruko) yang menjual berbagai macam hasil bumi dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Barang yang dijual tersebut antara lain berbagai macam jenis ikan kering,
perlengkapan nelayan, serta beberapa restoran seafood.
Pemerintah Kota Makassar telah
menjadikan kawasan Pelabuhan Paotere sebagai kawasan wisata. Kapal Phinisi dan
nilai historis menjadi ikon pariwisata. Penataan dermaga dan lingkungan sekitar
pelabuhan dilakukan agar kondisi pelabuhan tidak semrawut dan menarik untuk
dikunjungi.
Sekalipun demikian kondisi
lingkungan Pelabuhan paotere yang tidak memiliki jarak dengan permukiman
membawa persoalan tersendiri. Permukiman penduduk berhubungan langsung dengan
pagar pelabuhan, bahkan di pinggir laut berdiri gubuk-gubuk permukiman liar
penduduk yang sangat padat. Kondisi ini membawa berbagai permasalahan social di
sekitar kawasan antara lain kemiskinan, gangguan keamanan, sampah berserakan,
penyakit menular dll. Karena kondisi yang demikian sehingga kawasan ini dikenal
sebagai kawasan marginal dengan tingkat kehidupan social yang masih rendah.
Secara umum kondisi dalam
kawasan Pelabuhan Paotere terkesan klasik, kotor dan marginal. Jejeran kapal
phinisi yang memenuhi dermaga memberi warna klasik, khas dan menjadi daya tarik
pengunjung. Sebaliknya tatanan lingkungan yang belum optimal menyebabkan
lingkungan berbau busuk, got banyak yang tersumbat, sampah masih ditemukan
berserakan di beberapa tempat, bangkai kapal yang tidak terurus, pemukiman yang
padat, warung dan pedagang jajanan k5 serta aktifitas buruh pelabuhan dan anak
buah kapal (ABK) yang hilir mudik.
Luas wilayah perimeter area ± 9
ha dan memiliki 11 dermaga. Dalam kawasan berdiri kantor pemerintahan dan
swasta antara lain kantor PT. Pelindo Kawasan Paotere, Kantor Otoritas
Pelabuhan Makassar Cabang Paotere, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar Cabang
Paotere, Distrik Navigasi, Pos Karantina Pertanian, DPC INZA, DPC PELRA, Mesjid,
Pos Karantina Pertanian, Polsek Persiapan Kawasan Paotere dan kantin.
II.
KELEMBAGAAN
Pengelolaan Pelabuhan Paotere dibawah
kewenangan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar. Struktur
operasionalnya dengan membentuk Kawasan Pelabuhan Paotere. Sedangkan untuk
instansi pemerintah dibawah kendali Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
dan Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar. Instansi ini telah membentuk satuan
kerja tersendiri untuk melaksanakan fungsi kepemerintahan di Pelabuhan Paotere
yaitu KSOP Pelabuhan Paotere. Untuk
fungsi CIQ, dilaksanakan oleh unsure CIQ yang beroperasional di Pelabuhan
Makassar.
Lokasi Pelabuhan Paotere berjarak 3 KM
dari ujung utara Dermaga Soekarno Pelabuhan Makassar. Pelabuhan ini dipisahkan
oleh Pelabuhan PT. Pertamina, Dermaga TNI Angkatan Laut RI dan Dermaga Pelelangan
Ikan Paotere. Secara administrasi kepemerintahan terletak di 2 (dua) kelurahan
yaitu Kelurahan Gusung dan Kelurahan Cambayya Kecamatan Ujung Tanah Kota
Makassar.
Dengan kondisi demikian dapat dipahami
bila beberapa perangkat pemerintah yang melaksanakan tugas di kawasan ini tidak
membentuk struktur tersendiri untuk mengelolah Pelabuhan Paotere.
Untuk pelayanan KKP Kelas I Makassar
dilaksanakan oleh Kantor pelayanan di Pelabuhan Makassar. Petugas KKP turun ke
lapangan (Pelabuhan Paotere) untuk melaksanakan berbagai kegiatan baik untuk
pelayanan kapal maupun kegiatan program. Sebaliknya agen pelayaran untuk
mendapatkan jasa pelayanan, melapor ke Kantor di Pelabuhan Makassar.
III.
KONSEP
PENYELENGGARAAN PELABUHAN SEHAT
Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat
ditujukan untuk mewujudkan kondisi Pelabuhan dan yang dapat mencegah potensi
risiko penyebaran penyakit, gangguan kesehatan, keamanan dan ketertiban yang
dinamis sehingga tercipta Pelabuhan Sehat. Oleh karena itu, sebagai pintu masuk
negara dalam melakukan aktivitasnya, Pelabuhan perlu memperhatikan pengelolaan
lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh dan berkembang rasa aman, nyaman,
tertib, dan sehat yang merupakan bentuk ”pelayanan prima” sebagai kawasan pusat
pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada konsep ECO Port sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Lingkungan Maritim dan
Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan.
Dari aspek kesehatan masyarakat, media
lingkungan yang perlu mendapat perhatian dalam mewujudkan kualitas Lingkungan
Pelabuhan yang sehat adalah upaya untuk mengawasi agen penyebaran penyakit
(fisik, kimia, mikrobiologis), media perantara (air, udara, makanan/minuman,
vektor penyakit seperti serangga dan binatang pengerat, sampah dan limbah,
manusia beserta perilakunya), pengamatan penyakit dan keluhan masyarakat yang
terkait dengan kegiatan di Pelabuhan. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya International
Health Regulation (IHR) 2005, dimana Indonesia telah sepakat untuk
melaksanakannya secara penuh pada Tahun 2014 melalui kegiatan
pengawasan/pengamatan penyakit di Pelabuhan dan Bandar Udara, agar
penyakit-penyakit menular potensial wabah tidak berkembang menjadi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of
International Concern), seperti: Ebola, Avian Influenza, Swain Flu, Kolera,
Pest paru, Demam kuning, West nile Fever, Cacar, Polio, Dengue,
Meningokokus dan SARS.
Berdasarkan uraian di atas, Kementerian
Kesehatan mengembangkan upaya Pelabuhan Sehat melalui pendekatan pengembangan
Pelabuhan Sehat dengan melakukan pengaturan yang berkaitan dengan upaya-upaya
kesehatan yang terintegrasi dengan upaya lain di lingkungan Pelabuhan.
Berkenaan dengan kondisi lingkungan di Pelabuhan
Paotere, maka perlu upaya terobosan tersendiri guna mewujudkan pelabuhan sehat
di kawasan ini. Bila konsep penyelenggaraannya menyatu dengan Pelabuhan
Makassar, maka hasilnya tidak maksimal karena kondisi Pelabuhan Makassar
sebagai Pelabuhan Laut Utama sudah menerapkan standar internasional sebagai
pelabuhan complay dengan implementasi ISPS Code.
IV.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Tujuan penyelenggaraan Pelabuhan Sehat
adalah:
a.
mewujudkan
wilayah Pelabuhan yang tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat; dan
b.
mewujudkan
kondisi wilayah Pelabuhan yang bersih, aman, nyaman, dan sehat untuk komunitas
Pelabuhan dalam melaksanakan aktifitasnya.
Untuk mewujudkan pelabuhan sehat maka
dibentuk forum pelabuhan sehat dengan maksud adalah:
a.
Menjadi
wadah untuk berbagi pengalaman seputar upaya menjadikan pelabuhan sehat;
b.
Menjadi
wadah berdiskusi tentang masalah, aspirasi masyarakat dan mencari solusi guna
mencapai Pelabuhan sehat; dan
c.
Menyatukan
pemikiran dan langkah semua instansi dan elemen masyarakat menuju pelabuhan
sehat.
V.
LANGKAH
– LANGKAH
Langkah – langkah untuk mewujudkan
Pelabuhan sehat di Pelabuhan Paotere adalah sebagai berikut :
a. Membentuk
Pos pelayanan atau wilker KKP Kelas I Makassar di Pelabuhan Paotere.
Upaya ini untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan masyarakat kepada pengguna jasa pelabuhan dan meningkatkan kepedulian
petugas terhadap kondisi lingkungan Pelabuhan Paotere. Keterpurukan kondisi
lingkungan bisa jadi karena perhatian petugas yang memiliki tugas kesehatan
lingkungan yang tidak maksimal karena tempat tugas jauh dari lingkungan yang
akan disehatkan. Dengan demikian perlu membangun pos pelayanan dan atau wilayah
kerja KKP Kelas I Makassar di Pelabuhan Paotere yang terpisah dari Induk atau
Wilker Pelabuhan Makassar.
b. Membentuk
forum pelabuhan sehat
Forum Pelabuhan Sehat beranggotakan
berbagai instansi terkait dan pelaku usaha serta perwakilan masyarakat atau
asosiasi kemasyarakatan yang ada di Pelabuhan Paotere. Forum bertanggung jawab
kepada Otoritas masing-masing. Apabila di Pelabuhan sudah mempunyai forum yang
mempunyai tujuan dan misi selaras dengan tujuan Pelabuhan Sehat maka perlu
mengoptimalkan forum tersebut. Forum perlu memiliki nama, tujuan, visi dan
misi, serta program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
untuk mencapai Pelabuhan Paoter Sehat.
c.
Promosi,
sosialisasi dan advokasi
Promosi Pelabuhan Sehat merupakan
upaya untuk memberitahukan atau menawarkan konsep Pelabuhan Sehat dengan tujuan
mengajak instansi dan masyarakat untuk mengerti dan melaksanakan kegiatan
sesuai kewenangan masing-masing untuk menciptakan Pelabuhan Sehat.
Sosialisasi Pelabuhan Sehat merupakan
proses penanaman atau transfer nilai dan kriteria Pelabuhan Sehat oleh KKP dan
Forum Pelabuhan Sehat kepada instansi lainnya di lingkungan Pelabuhan. Dalam
proses sosialisasi disampaikan peran-peran yang harus dijalankan oleh instasi
lain agar tercipta Pelabuhan Sehat.
Advokasi Pelabuhan Sehat oleh forum
dan KKP merupakan upaya untuk mencapai tujuan Pelabuhan Sehat yang dilakukan
secara sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesak terjadinya
perubahan kebijakan secara bertahap dan maju, melalui semua saluran yang ada
dan forum yang dibentuk.
d.
Koordinasi
pelaksanaan
Koordinasi pelaksanaan Pelabuhan Sehat
dimaksudkan untuk memadukan tujuan dan aktivitas dari unit-unit yang ada,
supaya tujuan secara keseluruhan dapat tercapai. Dalam pertemuan koordinasi
yang dilaksanakan forum dapat diperoleh persamaan sikap dan pandangan,
persamaan dalam mengatur waktu, mempererat hubungan antar manusia dan
keselarasan. Di samping itu masalah pencapaian sasaran, permasalahan yang
timbul dan pemecahan problem berkaitan dengan faktor diluar kemampuan instansi
ataupun badan usaha bisa dibahas dalam suatu koordinasi forum pelabuhan sehat.
Wilayah penyangga (Buffer Zone)
Pelabuhan adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan Daerah
Lingkungan Kerja (DLKr) Pelabuhan. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan adalah
wilayah perairan dan daratan pada Pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan
secara langsung untuk kegiatan pelabuhan. Penyehatan lingkungan wilayah ini
dimaksudkan untuk melindungi area Pelabuhan dari dampak negatif kegiatan
manusia di sekitarnya serta melindungi masyarakat sekitar dari faktor risiko
kesehatan masyarakat akibat kegiatan Pelabuhan. Upaya kegiatan untuk mencapai
Pelabuhan Sehat dilakukan pula di wilayah penyangga. Kegiatan penyehatan
lingkungan di wilayah penyangga dilakukan bersama antara pemerintah kabupaten/kota
setempat dengan otoritas Pelabuhan serta forum.
Pengembangan Pelabuhan sehat perlu
disinkronkan dan diintegrasikan dengan pengembangan kabupaten/kota sehat di
mana Pelabuhan berada untuk selanjutnya melakukan kerja sama.
e.
Jejaring
kerja
Dalam mewujudkan Pelabuhan sehat perlu
dikembangkan jejaring informasi antar pemangku kepentingan yang mencakup
pertukaran informasi, profil, tenaga ahli, dan hal-hal lain yang diperlukan
oleh forum.
Informasi yang diperlukan oleh forum
dalam menyelenggarakan Pelabuhan Sehat mencakup teknologi, sarana dan
prasarana, pembiayaan, ketenagaan, program dan kegiatan guna mendukung kinerja
forum yang terintegrasi.
f.
Pemberdayaan
masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Beberapa komponen masyarakat dalam
pemberdayaan di Pelabuhan paotere adalah kader kesehatan yang telah dibentuk
oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar, ibu-ibu PKK, organisasi buruh pelabuhan
(INZA dan PELRA). Seluruh komponen diharapkan dapat mengambil gerakan nyata
dalam mewujudkan Pelabuhan Paotere sehat.
VI.
PROGRAM
PELABUHAN SEHAT
Kegiatan dalam mewujudkan Pelabuhan
Sehat di Pelabuhan paotere adalah mendekatkan pelayanan kesehatan pelabuhan dan
meningkatkan kebersihan, keamanan, kenyamanan dan meniadakan faktor risiko
kesehatan masyarakat. Secara ringkas program kegiatan pelabuhan Paotere Sehat
adalah :
1)
Pembentukan
Pos Pelayanan / Wilker KKP Kelas I Makassar
Pembentukan pos pelayanan/ wilker ini
dengan sendirinya berarti seluruh transaksi pelayanan kesehatan dapat
dilaksanakan di Pelabuhan Paotere. Pelayanan kesehatan pelabuhan secara garis
besar terdiri dari pelayanan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi,
pelayanan upaya kesehatan dan lintas wilayah dan pengendalian risiko
lingkungan.
2)
Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan
Merupakan kegiatan pengawasan pada
penyelenggaraan kesehatan lingkungan terhadap media lingkungan di kawasan
Pelabuhan yang terdiri dari air, udara, tanah, makanan dan vektor.
3)
Penataan
sarana dan fasilitas
Merupakan kegiatan pengawasan pada
penataan sarana dan fasilitas di kawasan Pelabuhan yang terdiri dari sarana dan
bangunan, tempat parkir kendaraan, terminal peti kemas, fasilitas kesehatan,
toilet, sarana cuci tangan dan saluran drainase.
4)
Peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat
Merupakan kegiatan pengawasan pada
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari gerakan
kebersihan dan pencegahan penyakit, pengawasan daerah bebas rokok dan gerakan
olahraga.
5)
Peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja
Merupakan kegiatan pengawasan pada
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri dari sanitasi kapal,
kesehatan dan keselamatan kerja serta kesiapsiagaan kesehatan darurat.
6)
Peningkatan
keamanan dan ketertiban
Merupakan kegiatan pengawasan pada
peningkatan keamanan dan ketertiban yang terdiri kegiatan upaya pencegahan
kriminalitas.
7)
Peran
serta masyarakat
Merupakan wujud nyata keaktifan dan
peran kelompok masyakarat dalam upaya kesehatan. Paran serta masyarakat berupa ketokohan, pendanaan, organisasi,
material, teknologi dan pengetahuan. Salah satu kegiatan yang sudah ada dan
dikenal luas dimasyarakat di lingkungan Pelabuhan paotere adalah pengelolaan
sampah berbasis masyarakat. Konsep ini akan diadop pada tatarana yang
memungkinkan untuk lingkungan pelabuhan.
VII. INDIKATOR KINERJA
Pelabuhan dapat dinyatakan sebagai suatu
Pelabuhan Sehat apabila memenuhi kriteria dan indikator. Aspek-aspek dalam
kriteria dan indikator tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat.
Untuk menilai secara holistic pengukuran
kinerja dapat dilakukan mulai dari indicator input, proses, output dan bila
memungkinkan outcame.
Untuk mengoptimalkan penilaian maka
perlu dibuat beberapa kategori pelabuhan antara lain : kategori pelabuhan laut
utama (Internasional), pelabuhan rakyat, pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan
khusus.
VIII. PENUTUP
Pelaksanaan pelabuhan sehat adalah suatu
upaya terobosan untuk mempercepat terwujudnya kondisi pelabuhan yang secara
nyata memenuhi kriteria sehat yang telah ditentukan. Beberapa criteria pelabuhan sehat antara lain
terciptanya kondisi lingkungan yang aman, nyaman, bersih dan sehat dan dapat
menurunkan risiko penularan penyakit berbasis lingkungan yang ditularkan
melalui lingkungan Pelabuhan.
Latest News
- KEMITRAAN DIKLAT BBKK MAKASSAR DILEBARKAN DENGAN KERJASAMA PENDIDIKAN NON KESEHATAN
- PERKUAT IMPLEMENTASI KEKARANTINAAN KESEHATAN, BBKK MAKASSAR MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
- Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
- Upaya Tingkatkan Implementasi SSm Pengangkut : KSOP Makassar gelar Rapat Koordinasi
- PENGAWASAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN PENYAKIT MENULAR DI BALAI BESAR KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN (BBKHIT) WILKER PELABUHAN MAKASSAR