News Details

Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin

Info
dikirim pada Sep 11, 2024 2:54 AM
oleh: Helpi Sopian M, SKM

MAKASSAR - Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar merupakan salah satu bandara yang sibuk dalam melayani penumpang domestik dan internasional. Penumpang yang datang dan pergi melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dalam sehari mencapai puluhan ribu penumpang. Banyaknya masyarakat yang menggunakan bandara sebagai jalur transportasi udara dapat menjadi potensi penularan penyakit termasuk penyakit yang menular melalui makanan. Untuk memastikan keamanan pangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Makassar melaksanakan kegiatan penyuluhan keamanan pangan bagi penjamah makanan di Bandara Sultan Hasanuddin Makasaar. Kegiatan yang dilakasanakan pada hari Selasa tanggal 10 September 2024 dihadiri oleh 20 peserta penjamah makanan di lingkungan bandara.

Pelaksana Harian Kepala BBKK Makassar, Tubianto Anang Zulfikar, SKM. M. Epid, yang membuka acara menyampaikan arahan kepada peserta yang diharapkan memperoleh pengetahuan dan merubah pola pikir mereka dalam melaksanakan kegiatan di bandara. "Kita harus memastikan bahwa makanan yang disajikan kepada penumpang aman dan dalam kondisi terbaik. Bayangkan jika makanan yang disajikan oleh tenant menyebabkan keracunan saat penumpang berada di pesawat. Masalah seperti diare bisa terjadi sementara toilet pesawat  terbatas sehingga dapat menganggu penerbangan bahkan menyebabkan pesawat melakukan pendaratan darurat.. Selain itu, keluhan mengenai makanan yang tidak layak konsumsi juga bisa mempengaruhi reputasi bandara," katanya.

Anang menekankan pentingnya kebersihan personal dalam penanganan makanan, seperti kuku yang tidak boleh panjang, rambut yang harus diikat dengan rapih dan larangan berbicara di depan makanan. Selain itu, para  penjamah makanan sebaiknya melakukan tes makanan dengan mencicipinya (tes organoleptik) untuk memeriksa rasa, tekstur, dan warnanya guna memastikan kesegaran makanan sebelum dihidangkan. Hal ini untuk menghindari makanan yang tidak layak konsumsi dihidangkan kepada konsumen.




"Keamanan pangan adalah prioritas utama dan jika terjadi keracunan makanan maka pihak berwenang seperti polisi akan terlibat untuk menyelidiki penyebabnya. Oleh karena itu, penjamah makanan harus memastikan orang yang tidak berkepentingan tidak berada di area makanan, untuk mencegah kemungkinan makanan diracuni oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," tambahnya.

General Manager (GM) Angkasa Pura I Makassar, Minggus Eko Tribudoyo G, sebagai narasumber pertama menyatakan pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan bandara. Ia menekankan bahwa masukan dari para stakeholder sangat berharga dalam proses peningkatan kualitas layanan bandara.

Selain itu, Eko menjelaskan bahwa kualitas lingkungan juga menjadi fokus utama termasuk pengolahan limbah dan sampah. Namun demikian meskipun sudah disediakan tempat sampah sesuai karakteristiknya yang terpisah antara sampah basah, kertas dan plastik namun perilaku masyarakat/pengguna jasa masih membuang sampah tidak sesuai dengan karakteristik sampahnya. Terkait dengan pengelolaan makanan di bandara, GM Angkasapura I Makassar mengingatkan pentingnya menjaga kualitas makanan serta penampilan dalam melayani pelanggan. Pengangkutan bahan makanan ke delam bandara terutama ke terminal keberangkatan penumpang sebaiknya menggunakan alat angkut yang tertutup karena berpotensi jatuh dan potensi tercemar oleh kuman selama pengangkutan. Alat makan juga diangkat dari meja sesaat setelah pelanggan selesai makan, jangan menunggu pelanggan pergi baru diangkat, apalagi dibiarkan begitu saja atau terlambat diangkat karena akan mengundang lalat.  Dengan jumlah penumpang mencapai sekitar 27.000 orang dan 225 pesawat yang beroperasi setiap hari, perhatian terhadap aspek ini sangat penting.

Dengan makanan yang aman dan para penjamah makananselalu berinovasi dengan produk makanannya, maka Makassar  dapat dikenal melalui ikon kulinernya. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk menikmati kuliner khas Makassar," tambahnya.

Pada kegiatan penyuluhan juga disampaikan beberapa materi mulai dari Materi 1 : Dukungan PT. AP terkait Fasilitas Sarana/Prasarana, Materi 2 : Anti Korupsi, Materi 3 : Prinsip Higiene Sanitasi Pangan dan Personal Hygiene, Materi 4 : Kebersihan Lingkungan dan Pengendalian Vektor dan BPP hingga  Materi 5 : Persyaratan Keamanan Pangan dan SLHS/Label Pengawasan/Pembinaan.

Pada sesi pertama di paparkan materi antikorupsi yang dibawakan oleh dr. Muh Haskar, M.Kes. Dalam paparannya dr. Haskar menyampaikan pengertian korupsi dan peluang terjadinya korupsi di berbagai titik termasuk potensi pada penyedia makanan.

Materi dilanjutkan dengan pemaparan tentang hygiene sanitasi makanan oleh  Amran, SKM, M.Kes. Dalam paparannya pak Amran menjelaskan tentang 6 prinsip pengelolaan makanan yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan dan penyajian makanan. Prinsip pengelolaan makanan ini sangat penting karena berpengaruh pada kualitas makanan dan berpotensi terjadinya kontaminasi mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.