News Details

BBKK MAKASSAR GELAR SOSIALISASI PENERAPAN RISK-BASED ASSESSMENT (RBA) UNTUK PENGUATAN PENGAWASAN KEKARANTINAAN
Makassar, 15 Oktober 2025 — Balai Besar Kekarantinaan
Kesehatan (BBKK) Makassar sukses menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi
Penerapan Risk-Based
Assessment (RBA) di Aula Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan
Laut Makassar. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini dilaksanakan pada 15 Oktober
2025 pukul 08.00–14.30 WITA,
diikuti oleh 162 orang peserta yang terdiri dari 65
peserta offline dan 97 peserta online. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Makassar, PT. Pelindo, Perusahaan Agen Pelayaran, serta pegawai BBKK
Makassar. Sementara peserta daring meliputi kepala wilayah kerja/pos dan pegawai BBKK Makassar, BKK
Kelas I Tanjung Pinang, BKK Kelas II Jambi, BKK Kelas I Cilacap, BKK Kelas I
Semarang, BKK Kelas II Merauke dan beberapa BKK lain.
Acara ini diawali dengan penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan
oleh A. Ali Resa, SKM, M.Kes, selaku
penanggung jawab kegiatan dari Tim kerja Pengawasan Faktor Risiko Kesehatan
Alat Angkut dan Barang (Timker 2). Dalam laporannya, Ali menyampaikan bahwa
kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Dirjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/1401/2024 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kewaspadaan
Wabah di Pintu Masuk serta Pelabuhan dan Bandar Udara yang Melayani Lalu Lintas
Domestik oleh Unit Pelaksana Teknis Bidang Kekarantinaan Kesehatan. Kepdirjen ini menekankan
pentingnya pendekatan penilaian risiko untuk mencegah penyakit menular dan
melindungi kesehatan masyarakat. Implementasi RBA memastikan fokus pada kapal
atau situasi yang memiliki potensi risiko tinggi, sehingga sumber daya
kekarantinaan dapat dialokasikan secara efisien dan efektif.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala BBKK Makassar,
dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M. Dalam sambutannya, Farchanny
mengatakan bahwa BBKK
Makassar hadir sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat dari
masuknya faktor risiko Kesehatan dan penyakit menular potensial wabah ke
Indonesia khususnya ke Makassar. Dengan semangat profesionalisme dan
integritas, kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik di setiap pintu
masuk negara dan wilayah, demi melindungi kesehatan bangsa dan negara tercinta
ini, pungkasnya. Acara Pembukaan diakhiri dengan sesi foto bersama dengan
seluruh peserta.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber dari Direktorat
Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat
Jenderal
Penanggulangan Penyakit
KEMENKES RI, Budi
Hardiyansyah,SKM, M.Epid, yang
dipandu oleh dr. Juniarty Naim, M.K.M. Namun sebelum pemaparan materi
sosialisasi RBA, sebagai upaya meningkatkan pemahaman para peserta tentang
korupsi dan pencegahan tindak pidana korupsi, maka diberikan materi tentang
antikorupsi oleh dr. Juniarty Naim, M.K.M selaku penyuluh anti korupsi. Dokter
Jun sapaan akrabnya, memaparkan tentang latar belakang mengapa materi ini perlu
selalu disampaikan pada setiap pertemuan, makna korupsi, perbedaan antara
gratifikasi, suap dan pemerasan, dampak korupsi, upaya pengendalian korupsi dan
makna integritas serta mengapa kita perlu melindungi diri kita dari tindakan
korupsi.
Selanjutnya paparan
oleh narasumber utama dari Ditjen P2, Budi
menjelaskan bahwa kondisi wilayah kerja BBKK Makassar
secara umum aman dan terkendali, dengan 97% kegiatan berada pada tingkat risiko
rendah hingga risiko sedang. Hanya sekitar 1% kegiatan tergolong risiko tinggi,
menandakan pengawasan yang berjalan efektif tanpa adanya lonjakan ancaman
besar. Wilayah dengan aktivitas RBA terbanyak tercatat di Pasangkayu dan
Belang-Belang, sementara Makassar, Paotere, dan Mallili menunjukkan mobilitas
tinggi dengan potensi risiko sedang hingga tinggi. Adapun wilayah dengan temuan
risiko tinggi terbesar terdapat di Wilker Pelabuhan Pasangkayu (8 kasus) dan
Wilker Pelabuhan Makassar (6 kasus).
Data RBA bulanan menunjukkan tren peningkatan signifikan
pada pertengahan hingga akhir tahun, dengan puncak kegiatan pengawasan mencapai
342 pemeriksaan pada bulan ke-9 dan 403 pemeriksaan pada bulan ke-10. Meskipun
terjadi sedikit penurunan di bulan terakhir, jumlah tersebut masih lebih tinggi
dibandingkan awal tahun. Temuan ini menunjukkan bahwa situasi pengendalian
kesehatan pelabuhan tetap terkendali, meskipun diperlukan kewaspadaan ekstra
pada periode dengan aktivitas tinggi.
Setelah pemaparan materi, kegiatan diisi dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Sesi ini berlangsung dengan sangat dinamis, dimana peserta aktif menyampaikan pandangan, pertanyaan, serta berbagi pengalaman di lapangan. Bahkan narasumber memberi contoh langsung pengisian RBA di aplikasi SINKARKES. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta dapat memperkuat pemahaman mengenai penerapan RBA dalam upaya meningkatkan mutu pengawasan kekarantinaan yang profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. (Ridho)
Latest News
- BBKK MAKASSAR GELAR SOSIALISASI PENERAPAN RISK-BASED ASSESSMENT (RBA) UNTUK PENGUATAN PENGAWASAN KEKARANTINAAN
- BBKK Makassar Gelar Deteksi Dini TB/HIV dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi Pengemudi Taksi Bandara Sultan Hasanuddin
- BBKK Makassar Pimpin Kesiapsiagaan Kesehatan Dalam Airport Emergency Exercise 2025 di Bandara Sultan Hasanuddin
- Cek Kesehatan Gratis (CKG) Bagi Jemaah Umrah di BBKK Makassar
- Pelatihan Bantuan Hidup Dasar di Pelabuhan Perikanan Untia Tingkatkan Kesiapsiagaan Petugas dan Pengguna Jasa