News Details

Kasus Mers-Cov Belum Juga Berakhir Oleh : Tubianto Anang Zulfikar, SKM, M.Epid

Info
dikirim pada Mar 23, 2016 5:34 PM
oleh:

KASUS MERS-COV BELUM JUGA BERAKHIR

Oleh : Tubianto Anang Zulfikar, SKM, M.Epid

Latar Belakang

Kasus penyakit Mers-Cov yang sesuai namanya berasal dari Timur Tengah, masih menjadi penyakit yang harus diwaspadai terutama oleh Indonesia, dikarenakan banyaknya masyarakat kita yang berkunjung ke Arab Saudi dan Negara Timur Tengah lainnya setiap tahunnya. Sejak mulai mewabah pada tahun 2012 hingga saat ini (2016), jumlah kasus belum terlihat menurun. Berdasarkan data WHO sudah dilaporkan kasus confirmed sebanyak 1677 kasus, dan sebagian besar kasus dilaporkan oleh Saudi Arabia.

Pada 22 Januari 2016 otoritas kesehatan Thailand juga melaporkan 1 orang kasus Mers-cov atas seorang laki-laki yang datang dari Oman.

Antara 17 dan 25 Februari 2016, IHR National Focal Point untuk Kerajaan Arab Saudi menyatakan 7 kasus tambahan untuk penyakit Mers-Cov dan 2 diantaranya adalah petugas kesehatan, usia 24 dan 28 tahun, tanpa penyakit penyerta.

Sebelumnya Negara Qatar juga melaporkan 1 kasus Mers-Cov pada laki – laki 66 tahun yang memiliki riwayat kontak dengan Unta.

Yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai garda terdepan kesehatan dengan fungsi cegah tangkal penyakit maupun kejadian kesehatan masyarakat yang dapat meresahkan dunia (KKMD) memiliki tugas untuk melakukan mendeteksi (to detect), dan melakukan respon cepat (to respon) semua kasus yang dapat berpotensi KKMD.

KKP Kelas  I Makassar yang memiliki 2 (dua) point of entry implementasi IHR 2005 yaitu Bandara Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Laut Makassar  dituntut untuk dapat melakukan deteksi dan respon cepat terhadap kemungkinan masuknya Mers-Cov melalui 2 point of entry  tersebut.

Berdasarkan International Health Regulation (IHR) ada tiga yang diawasi oleh KKP yaitu Pelaku perjalannya, alat angkut , dan barang. Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan yaitu:

1.    Melakukan skrining suhu tubuh terhadap penumpang yang datang dari Arab Saudi, kegiatan ini secara rutin dilakukan setiap harinya terhadap kedatangan jamaah umrah maupun TKI dan traveler lain yang datang dari Arab Saudi meskipun sebelumnya pesawat sudah transit baik di Kuala lumpur, Singapura, Medan, Maupun Batam melalui koordinasi dan kerjasama dengan kru darat maskapai tersebut dapat diketahui ada tidaknya penumpang asal Arab Saudi. Hingga saat ini sudah 2 kasus suspek yang tedeteksi dan dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo, dan hasilnya negative Mers-Cov, keduanya adalah merupakan jamaah haji dan jamaah umrah asal Maluku dan Papua.

2.    Membagikan kartu kewaspadaan kesehatan / health alert card (HAC) bagi jamaah atau penumpang yang berasal dari Arab Saudi di pintu kedatangan dan memberikan sosialisasi agar mengisi dengan lengkap dan sesuai fakta. Kartu ini digunakan untuk berobat bila sakit atau diserahkan kepada Puskesmas/Unit pelayanan kesehatan terdekat setelah 14 hari.

3.    Menyiapkan holding room / ruang wawancara sebagai ruang isolasi sementara apabila ada penumpang yang terdeteksi melalui thermal scanner dengan suhu ?38oC, wawancara dilakukan terhadap penumpang tersebut menggunakan form wawancara.

4.    Melakukan advokasi, sosialisasi dan pemantauan penggunaan HAC ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan untuk mensosialisasikan bentuk, fungsi dan manfaat HAC kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta mengetahui sejauh mana kepatuhan masyarakat untuk melaporkan dan menyerahkan HAC yang dibagikan pada saat kembali dari Arab Saudi.

5.    Tindakan yang dilakukan terhadap alat angkut diantaranya adalah pengawasan terhadap pesawat yang datang, dilakukan oleh petugas Sanitasi untuk mengetahui apakah ada factor risiko lingkungan yang dapat menimbulkan KKMD, bila ditemukan maka akan dilakukan tindakan karantina yaitu dekontaminasi / deratisasi / desinfeksi / desinseksi terhadap alat angkut tersebut.

6.    Melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap orang dalam status under investigated MERS CoV. Sesuai buku pedoman surveilans MERS CoV, bila memenuhi criteria tersebut maka pelaku perjalanan langsung diisolasi di Rumah Sakit. Pemeriksaan dan pemantauan orang kontak, pengambilan specimen, tatalaksana kasus dan pengiriman specimen ke Litbangkes Pusat. Sejak munculnya kasus MERS CoV telah dilaksanakan 3 (kali) penyelidikan epidemiologi bekerjasama dengan Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Selatan, KKP kelas I Makassar, RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.

7.    Tindakan yang dilakukan terhadap barang bawaan penumpang apabila dinyatakan terjangkiti adalah dengan melakukan desinfeksi terhadap barang bawaan tersebut menggunakan alat desinfeksi yang tersedia.

Kendala yang dihadapi

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan cegah tangkal di pintu masuk Negara yaitu:

1.    Sumber Daya, keterbatasan jumlah petugas dan beban kerja yang tinggi sehingga kegiatan kurang optimal terutama pada bagian sosialisasi sambil membagikan HAC, untuk itu disiapkan banner untuk memudahkan petugas dalam menjelaskan.

2.    Ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat, hal ini banyak ditemui dari laporan petugas yang piket bahwa ada beberapa penumpang yang tidak peduli tentang HAC bahkan cenderung mengabaikan, hal ini terbukti dari hasil kegiatan pemantauan HAC di 29 Kab/Kota hanya sedikit sekali yang menyerahkan HAC ke Puskesmas.

3.    Kurangnya koordinasi antar KKP, kejadian ini masih terjadi dan menjadi hambatan dalam proses skrining suhu tubuh karena beberapa maskapai transit di Bandara pertama tetapi tidak dilakukan pemindaian suhu tubuh dan pembagian HAC.

Penutup

Meskipun dengan segala kendala yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan fungsi KKP sebagai garda terdepan cegah tangkal penyakit dan KKMD, petugas KKP tetap solid melaksanakan tugasnya dengan sungguh – sungguh dan semangat untuk melindungi kesehatan bangsa dan Negara dari ancaman KKMD. /taz140316

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan





Ada yang bisa kami bantu?