News Details
![](https://bbkkmakassar.kemkes.go.id/assets/img/news/ebbe7e451abaaee53fdfc61710d6de5a.png)
Siapakah yang Bertanggung Jawab Terhadap Sampah?
“Sampah
merupakah sisa hasil aktifitas manusia berbentuk padat, selain aktifitas
biologis yang dibuang” adalah sebuah kalimat yang menggambarkan tentang sampah
dalam buku yang mengulas tentang
persampahan.
Sampah
tidak terlepas dari keidupan sehari hari kita, tiada hari tanpa sampah dan
semakin hari sisa hasil aktifitas cenderung meningkat seiring dengan kehidupan
yang semakin modern dan sampah lebih banyak menjadi masalah perkotaan karena di
perdesaan lahan untuk membuang sampah masih luas, begitu pula karakteristik
sampah belum terlalu bervariatif . Sampah
bisa jadi sahabat ketika dikelola dengan baik tapi juga sebaliknya dapat menjadi malapetaka apabila pengelolaan sampah tidak dilaksanakan
dengan baik. Misalnya apakah laju timbulan sampah seimbang dengan Tempat
Pembuangan Sementara (TPS), kemudian dengan pengangkutan dan terkhir
apakah seimbang dengan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) serta bagaimana dengan Sumber Daya Manusianya (SDM).
Laju
timbulan sampah (Waste Generation) merupakan perhitungan jumlah sampah yang
dihasilkan mulai dari laju timbulan per rumah maupun perwilayah. Dengan
mengetahui laju timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat, dapat menjadi dasar
dalam perencanaan pengelolaan sampah. Dengan informasi/data laju timbulan
sampah dapat dibuat wadah sampah(TPS) sesuai volume sampah yang ada Sehari hari kita sering
melihat pemandangan dimana wadah sampah
sudah penuh dan sampah disekitarnya juga berserakan, hal ini karena ketidaksesuaian sampah yang dihasilkan dengan
pewadahan sampah. Efek yang ditimbulkan
jelas dari segi estetika sangat jorok dilihat, dan otomatis menjadi tempat
perkembangbiakan lalat, kecoak bahkan tikus yang merupakan vektor penularan
penyakit.
Pengangkutan
sampah juga harus diperhatikan hal-hal seperti mobil
yang digunakan adalah mobil yang tertutup, kalaupun tidak tertutup permanen,
bisa digunakan terpal plastik untuk menutupnya. Hal ini juga sangat penting
karena jangan sampai sampah yang diangkut justru tercecer di jalan dan membuat
sampah baru lagi. Sama halnya dengan pewadahan, pengangkutan juga dapat
direncanakan jumlah armada yang dibutuhkan sesuai laju timbulan sampah. Sedangkan
Tempat Pembuangan Akhir sebaiknya
dikelola dengan cara Sanitary Landfill yaitu dengan
sistim berlapis dan diurug. ketika sampah ditimbun dan dibiarkan saja di tempat
pembuangan maka sama halnya dengan memindahkan sampah saja dan lambat laun
pergeseran pemukiman semakin mendekati Tempat Pembuangan Akhir.
Fase yang tak kalah pentingnya juga adala pemilahan sampah,
mulai dari pembuangan sampah pada rumah tangga sampah basah dan kering, sampah
organik dan anorganik. Pemilahan sampah dapat mengurangi volume sampah, dimana
sampah yang dapat didaur ulang dapat dipisahkan.
Sedangkan SDM yang ada, saya terkadang merasa sedih dan ngeri
melihat mereka diperlakukan dengan tidak manusiawi. Mereka mengumpulkan sampah
tanpa dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri yang memadai, mereka menggunakan
baju dan celana seadanya begitupula sepatu yang dipakai seperti sepatu bekas
dan sudah robek, tidak pakai masker, penutup kepala dan mata. Seakan akan mereka dijadikan tumbal, biar aja
mereka tertusuk paku dan kena tetanus, biarkan saja mereka makan dengan tangan
yang sudah memegang sampah, kalau mereka kena sakit perut atau Diare, kan dia
tukang sampahji itu sudah risiko pekerjaan. Sekejam itukah kita sebagai
manusia? Padahal mereka adalah orang yang berhati mulia, rela bergumul dengan sampah demi menjaga kota ini tetap rapih,
elok dan sehat. Coba kalau dilemparkan
pertanyaan “Adakah diantara pembaca yang siap melakukan pekerjaan mereka?” Saya
yakin hampir tidak ada yang mau mengacungkan tangan siap melakukan pekerjaan
mereka, tapi mereka dengan rendah hati mau melakukannya. Para petugas sampah
arus dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri yang dapat melindung dari bahaya
kecelakaan kerja dan risiko penularan penyakit, minimal Baju Lengan Panjang,
Kaos tangan, Sepatu Bot, dan masker. Mereka adalah aset berharga yang kita
miliki, dan harus kita pelihara.
Untuk mencapai semua hal yang diungkapkan diatas, pengelolaan
sampah membutuhkan dana yang besar. Saya yakin Dinas Kebersihan yang selama in
menjadi tumpuan harapan pengelolaan sampah di Kabupaten Bone sudah berusaha
semaksimal mungkin, tapi terkendala masalah keuangan. Dalam hal ini saya juga
sebagai salah satu warga memperhatikan iuran yang dibebankan kepada warga masih
rendah.. Jika dibandingkan dengan pengeluaran yang lain misalnya iuran TV
Kabel, Iuran Listrik, Iuran PDAM apalagi harga pulsa yang dipakai dalam sebulan, maka akan kelihatan
bahwa kita terlalu pelit untuk itu, padahal ketika petugas sampah terlambat satu
hari saja sudah mengomel. Apabila iuran sampah ditingkatkan maka hal yang
menjadi masalah selama ini dapat teratasi dengan catatan uang yang masuk
dikelola juga dengan baik kalau sampah tidak dikeola dengan baik akan
menimbulkan penyakit begitu juga dengan uang. Kalau dianggap terlalu tinggi atau
tidak semua warga mampu membayar maka
dikelompokkan berdasarkan keadaan ekonmi, ya kalau masyarakat miskin
tidak mampu maka dapat dibedakan pembayarannya.
Ketika semua elemen masyarakat mau merubah pola pikir bahwa
sampah bukan hanya merupakan tanggungjawab Dinas Kebersihan akan tetapi sudah
merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat maka pengelolaan sampah di
tempat tinggal kita Bone tercinta ini akan berjalan dengan baik. Apalagi
di Kabupaten Bone memiliki orang-orang yang mempunyai kompetensi bidang
sanitasi termasuk masalah sampah yang tergabung dalam Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan (HAKLI) Tingkat Kabupaten
Bone tinggal bagaimana memicu mereka untuk menunjukkan kompetensinya.
Latest News
- KEMITRAAN DIKLAT BBKK MAKASSAR DILEBARKAN DENGAN KERJASAMA PENDIDIKAN NON KESEHATAN
- PERKUAT IMPLEMENTASI KEKARANTINAAN KESEHATAN, BBKK MAKASSAR MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
- Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
- Upaya Tingkatkan Implementasi SSm Pengangkut : KSOP Makassar gelar Rapat Koordinasi
- PENGAWASAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN PENYAKIT MENULAR DI BALAI BESAR KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN (BBKHIT) WILKER PELABUHAN MAKASSAR