News Details
![](https://bbkkmakassar.kemkes.go.id/assets/img/news/cf9084f05d90e500d6875222d3eb6664.jpg)
Pendidikan dan Pelatihan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit (BP2) bagi Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Angkatan III dan IV
Makassar – Kantor. Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan (Diklat)
pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit (BP2) bagi Petugas KKP angkatan III dan IV, diklat
ini diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar, Jalan
Moha No. 59 Antang yang dimulai hari minggu tanggal 17
Februari dan akan berakhir pada hari jum’at
tanggal 22 Februari
2019 mendatang. Fokus
pelaksanaan pelatihan ini
adalah peningkatan kapasitas SDM dalam upaya pengendalian
nyamuk, lalat, dan kecoa.
KKP Kelas
I Makassar telah menyelenggarakan pelatihan
serupa dengan dua angkatan, yaitu angkatan I dan II pada tahun 2018 lalu. Pelaksanaan diklat ini
diselenggarakan mengingat
pelabuhan dan bandara merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang,
dan alat angkut baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga potensi
terjadinya penularan penyakit dan terjadinya penyakit tular vektor melalui
pelabuhan dan bandara akan semakin besar.
Peserta diklat ini berjumlah 60 orang terdiri dari petugas teknis yang melaksanakan pengendalian
vektor dan BP2 pada 49 KKP se-Indonesia.
Bertindak sebagai Fasilitator pada diklat ini adalah Sub Direktorat Vektor dan BP2,
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP)
Salatiga, Universitas Hasanuddin Makassar, KKP Kelas I Makassar, dan Balai
Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar. Diklat ini dihadiri dan dibuka secara
resmi oleh Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis (P2PTVZ) Ditjen P2P Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Dalam sambutannya Direktur P2PTVZ menjelaskan
bahwa KKP sebagai petugas kesehatan yang berada di pintu masuk Negara dan bertugas untuk mencegah masuk dan
keluarnya penyakit yang
berpotensi menimbulkan wabah, untuk itu entomolog
kesehatan yang bertugas
di KKP dituntut memiliki pengetahuan dan skill yang baik dalam melaksanakan tugasnya.
Senada dengan itu sambutan dari Kepala KKP Kelas I Makassar dr. Darmawali Handoko, M.Epid menjelaskan bahwa sebagian besar dari penyakit Public Health Emergency ofInternational Concern (PHEIC) disebabkan oleh vekor dan BP2, maka dari itu entomog kesehatan yang ada di KKP harus memiliki keterampilan dan keahlian dibidang entomolog dalam rangka melaksanakan upaya cegah tangkal penyakit di pintu masuk Negara. Diakhir paparannya Kepala KKP Kelas I Makassar menyampaikan bahwa dengan terbitnya Undang-undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan maka akan terbit beberapa Peraturan Menteri Kesehatan yang akan menunjang pelaksanaan teknis dalam rangka pelaksanaan kekarantinaan kesehatan.
Pemaparan materi selanjutnya adalah peran entomolog kesehatan
KKP dalam penerapan
Permenkes No. 50 Tahun
2017 disampaikan oleh Kasie. Pengendalian Vektor Subdit Vektor dan BP2 Bambang Siswanto, SKM.,M.Kes menjelaskan tentang
situasi penyakit tular vektor, masalah dan tantangan dalam pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit.
Dalam penjelasannya beliau menitik beratkan upaya pengendalian
vector harus dilakukan secara terintegrasi/ terpadu agar lebih efektif,
ekonomis, berkelanjutan dengan
cakupan yang luas, serta keberhasilan
pengendalian vektor terpadu harus didukung dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan
serta komitmen yang tinggi dari lintas sektor dan lintas program.
Pelaksanaan diklat ini diselenggarakan sesuai dengan jadwal
kegiatan yang telah dirumuskan dalam rencana operasional kegiatan (ROK) tahun
2019 KKP Kelas I Makassar dan berdasarkan arahan Direktur Jenderal P2P pada pertemuan pembahasan ROK tahun 2019 dan sinkronsisasi kegiatan UPT Ditjen
P2P regional Sulawesi pada
tanggal 6 Februari 2019 di Makassar lalu, beliau mengatakan bahwa “Peningkatan SDM pada dasarnya yang diharapkan adalah
utilisasi berkelanjutan. Kegiatan peningkatan SDM seyogyanya dilaksanakan pada awal
tahun sehingga manfaat dari peningkatan SDM tersebut dapat dimanfaatkan sepanjang
tahun. Komponen Knowledge, Attitude, Skill dan Action adalah hal yang ditingkatkan dalam
kegiatan peningkatan SDM. Apabila ingin meningkatkan Knowledge, jenis kegiatan
yang dibutuhkan adalah sosialisasi. Apabila ingin meningkatkan Attitude, kegiatan
yang dapat diberikan berupa orientasi serta peningkatan Skill dengan pelatihan dan apabila ingin
meningkatkan Action maka fasilitasi kegiatan tersebut”, demikian penjelasan
beliau saat memimpin pertemuan pembahasan ROK tahun 2019 di Makassar beberapa
waktu lalu. (DIDIN)
Latest News
- KEMITRAAN DIKLAT BBKK MAKASSAR DILEBARKAN DENGAN KERJASAMA PENDIDIKAN NON KESEHATAN
- PERKUAT IMPLEMENTASI KEKARANTINAAN KESEHATAN, BBKK MAKASSAR MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
- Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
- Upaya Tingkatkan Implementasi SSm Pengangkut : KSOP Makassar gelar Rapat Koordinasi
- PENGAWASAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN PENYAKIT MENULAR DI BALAI BESAR KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN (BBKHIT) WILKER PELABUHAN MAKASSAR