News Details
![](https://bbkkmakassar.kemkes.go.id/assets/img/news/1771fb5f47fa056582d3677abc091945.jpg)
MANAJEMEN LUKA YANG BENAR HARAPAN PENYEMBUHAN LUKA MAKSIMAL
Luka
adalah terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau
pembedahan. Luka bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan, dan lama penyembuhan. Berdasarkan sifatnya, luka dibedakan
atas : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture,
sepsis, dan lain-lain (Baranoski, S & Ayello, E.A.2012).
Tipe penyembuhan Luka dibagi menjadi
beberapa tahapan, Pertama, Penyembuhan
primer (healing by primary intention). Dimana Tepi luka bisa
menyatu kembali, permukaan bersih, tidak ada jaringan yang hilang. Biasanya
terjadi setelah suatu insisi, berlangsung dari internal ke eksternal. Kedua, Penyembuhan sekunder (healing by secondary intention).
Sebagian jaringan hilang, proses penyembuhan berlangsung mulai dari
pembentukan jaringan granulasi di dasar luka dan sekitarnya. Ketiga, Delayed primary healing (tertiary healing) Penyembuhan
luka berlangsung lambat, sering disertai infeksi, diperlukan penutupan luka
secara manual (Baranoski, S & Ayello, E.A.2012).
Luka terbagi atas dua tipe berdasarkan
lama penyembuhan lukanya, yakni luka
akut dan luka kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan terjadi dalam 2 - 3
minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak ada
tanda-tanda sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa
dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan
proses penyembuhan normal, tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika
penyembuhan terlambat (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda - tanda
infeksi (Bryant, R.,and Nix., D. (2007).
Penyembuhan luka terdiri dari 4
tahapan/fase; Pertama, Fase bleeding, terjadi beberapa saat setelah cedera, pembuluh
darah mengalami vasokontriksi. Kedua, Fase inflamasi, berlangsung mulai dari
hari 1 - 3 atau 6 hari, menghasilkan transudat, terdapat eritma, edema dan
nyeri. Ketiga, Fase proliferasi, terjadi
fibroblast, pembentukan granulasi yang menopang kolagen, berlangsung 2
hari pertama setelah terjadi luka,
hingga 21 hari. Fase Keempat, Fase maturasi atau remodeling, terjadi 21 hari hingga
2 tahun, ditandai dengan luka tertutup sempurna. (Bryant, R.,and Nix., D.
(2007).
Faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor. Cepat atau lambatnya
penyembuhan luka ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor nutrisi,
hipoksia, infeksi, immunosupresi, penyakit kronik, teknik pembedahan, manajemen
luka, usia dan genetik (Bryant, R.,and Nix., D. (2007).
Saat ini cara
perawatan luka dilakukan dengan teknik modern dressing. Metode
perawatan luka yang berkembang kini adalah menggunakan prinsip moisture
balance, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.
Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini
dikenal sebagai metode modern dressing. Anggapan selama ini bahwa suatu
luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telah mengering. Akan tetapi faktanya,
lingkungan luka yang kelembabannya seimbang akan lebih mendukung pertumbuhan
sel dan proliferasi kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat. Pada luka
akut, moisture balance memfasilitasi aksi faktor
pertumbuhan, cytokines dan chemokines yang
mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkan matriks jaringan luka. Jadi, luka
harus dijaga kelembabannya. Lingkungan yang terlalu lembab dapat menyebabkan
maserasi tepi luka, sedangkan kondisi kurang lembab menyebabkan kematian sel,
tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan matriks (Casey G, 2000)
Prinsip
dan kaidah balutan luka (wound dressings) telah mengalami perkembangan
sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Teori yang mendasari perawatan luka
dengan suasana lembab antara lain :
1.
Mempercepat fibrinolisis. Fibrin
yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh neutrofil
dan sel endotel dalam suasana lembab.
2.
Mempercepat angiogenesis. Keadaan
hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang pembentukan pembuluh
darah lebih cepat.
3.
Menurunkan risiko infeksi; kejadian
infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan
kering.
4.
Mempercepat pembentukan growth
factor. Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka
untuk membentuk stratum korneum dan angiogenesis.
5.
Mempercepat pembentukan sel aktif (Ronald,WK
2015).
Perawatan luka harus memperhatikan
tiga tahap, yakni mencuci luka, membuang jaringan mati, dan memilih balutan.
Mencuci luka bertujuan menurunkan jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan
lama, debridement jaringan nekrotik atau membuang jaringan dan
sel mati dari permukaan luka. Perawatan luka konvensional harus sering
mengganti kain kasa pembalut luka, sedangkan perawatan luka modern memiliki
prinsip menjaga kelembaban luka dengan menggunakan bahan seperti hydrogel.
Hydrogel berfungsi menciptakan lingkungan luka tetap lembab,
melunakkan serta menghancurkan jaringan nekrotik tanpa merusak jaringan sehat,
yang kemudian terserap ke dalam struktur gel dan terbuang bersama pembalut
(debridemen autolitik alami). Balutan dapat diaplikasikan selama 3-5 hari,
sehingga tidak sering menimbulkan trauma dan nyeri pada saat penggantian
balutan.
ü Apakah semua jenis luka menggunakan bahan modern
wound dressing yang sama? Penggunaan modern wound dressing didasarkan
pada jenis lukanya.
Untuk jenis luka yang
hitam/mengeras maka jenis dressing yang digunakan adalah;
Hidrogel,
Dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh
sendiri. Berbahan dasar gliserin / air yang dapat memberikan kelembaban;
digunakan sebagai dressing primer dan memerlukan balutan
sekunder (pad /kasa dan transparant film). Topikal ini
tepat digunakan untuk luka nekrotik / berwarna hitam / kuning dengan eksudat
minimal atau tidak ada.
Film Dressing,
Jenis balutan ini lebih sering digunakan sebagai secondary
dressing dan untuk luka-luka superfi sial dan non eksudatif atau untuk
luka post operasi. Terbuat dari polyurethane film yang
disertai perekat adhesif; tidak menyerap eksudat. Indikasi : luka dengan
epitelisasi, low exudate, luka insisi. Kontraindikasi : luka
terinfeksi, eksudat banyak.
Hydrocolloid,
Balutan ini berfungsi mempertahankan luka dalam suasana
lembab, melindungi luka dari trauma dan menghindarkan luka dari risiko infeksi,
mampu menyerap eksudat tetapi minimal; sebagai dressing primer
atau sekunder, support autolysis untuk mengangkat jaringan
nekrotik atau slough. Terbuat dari pektin, gelatin, carboxy-methylcellulose,
dan elastomers. Indikasi : luka berwarna kemerahan dengan epitelisasi, eksudat
minimal. Kontraindikasi : luka terinfeksi atau luka grade III-IV.
ü Untuk jenis luka yang kuning (slough) atau luka eksudat sedikit – banyak, maka jenis dressing
yang digunakan adalah :
Foam Dressing / Absorbant dressing,
Balutan ini berfungsi untuk menyerap cairan luka yang
jumlahnya sangat banyak (absorbant dressing), sebagai dressing primer
atau sekunder. Terbuat dari polyurethane; non-adherent
wound contact layer, highly absorptive. Indikasi : eksudat
sedang sampai berat. Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan
nekrotik hitam.
Calcium Alginate,
Digunakan untuk dressing primer dan masih
memerlukan balutan sekunder. Membentuk gel di atas permukaan luka; berfungsi
menyerap cairan luka yang berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah.
Terbuat dari rumput laut yang berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan
luka. Indikasi : luka dengan eksudat sedang sampai berat. Kontraindikasi : luka
dengan jaringan nekrotik dan kering. Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita,
mudah diangkat dan dibersihkan.
Hydrocellulosa,
Digunakan untuk eksudat sedang – banyak karena memiliki daya
serap tinggi, Dapat menahan cairan luka sehingga tidak merembes, tidak
meninggalkan residu balutan, tidak nyeri saat dilepas, adhesive dan non
adhesive,tidak bisa digunakan untuk luka nekrotik kering (Ronald,WK
2015).
Jenis dressing antimikrobial apa saja yang
digunakan dalam perawatan luka modern? Dressing
Antimikrobial yang
digunakan adalah :
-
Sorbact, Cutimed sorbact 2,8%
-
Silver, Balutan
mengandung silver 1,2% dan hydrofiber dengan spektrum luas
termasuk bakteri MRSA (Methicillin-Resistant Staphy-Lococcus Aureus).
Balutan ini digunakan untuk luka kronis dan akut yang terinfeksi atau berisiko
infeksi. Balutan antimikrobial tidak disarankan digunakan dalam jangka waktu
lama dan tidak direkomendasikan bersama cairan NaCl 0,9%.
-
Cadexomer
Iodine, Antiseptik pada bakteri, jamur,
virus, protozoa, trichomonas dan spora. Diberikan pada luka yang bereksudat,
dapat bereaksi dengan asam amino dan enzim mikroba, tidak toksik terhadap
fibroblast,lama kerja panjnag 2 – 3 hari.
-
Antimikrobial Hydrophobic, Terbuat
dari diakylcarbamoil chloride, non-absorben, non-adhesif.
Digunakan untuk luka bereksudat sedang – banyak, luka terinfeksi, dan
memerlukan balutan sekunder.
-
Medical Collagen Sponge, Terbuat
dari bahan collagen dan sponge. Digunakan untuk
merangsang percepatan pertumbuhan jaringan luka dengan eksudat minimal dan
memerlukan balutan sekunder.
Balutan lainnnya, seperti Bandage
(Hypafix), tape adhesive dan cohesive
bandage
Diberikan untuk mensupport
kelembaban luka, menghilangkan bau, mengurangi nyeri, merekatkan balutan,
fiksasi sekunder dan memberi rasa aman dan nyaman (Singer AJ,1999)
Terima kasih
(Penulis)
Referensi
1.
Baranoski, S & Ayello, E.A.2012.
Wound Care Essensia;Practice principles, 3th
Edition. New York: Lippicont Williams and Wilkins.
2.
Bryant, R.,and Nix., D. (2007), Acute and Chronic Wound; Current Management
Concepts. 3 rd ed.St.Louis, MO; Elsevier Mosby.
3.
Casey G. Modern Wound
Dressings. Nurs Stand. 2000; 15(5): 47-51.
4.
Ronald,WK (2015). Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing, CDK-230/ Vol. 42 No. 7; Bedah Jantung Paru dan
Pembuluh Darah RS Gading Pluit. Jakarta
5.
Singer AJ, Clark RAF. Mechanisms
of Disease : Cutaneous Wound Healing. N Engl J Med. 1999; 341(10): 738-46.
Latest Artikel
- KILAS BALIK PENCAPAIAN KINERJA BBKK MAKASSAR TAHUN 2024
- Peran Lalat dalam Penularan Penyakit dan Keperluan Forensik
- Preventive Measures : Survey Kepadatan dan Identifikasi Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar
- LIBUR TELAH TIBA, TRAVELLING TETAP HARUS SEHAT
- JANGAN PANIK, TETAP WASPADA !!!, KKP KELAS I MAKASSAR WILKER PELABUHAN KHUSUS BIRINGKASSI SIAGA MENJAGA PINTU MASUK NEGARA TERHADAP MASUKNYA VARIAN BARU VIRUS COVID-19