News Details
Gambaran Surveilans Sentinel Influenza Like Illness (ILI) di Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar Tahun 2024 s.d. Oktober 2025
Influenza, Penyakit Musiman yang Mengancam Kesehatan Global
Influenza
merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza
tipe A, B, C, dan D. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat,
dan pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penderita
penyakit kronis, dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian (WHO,
2024).
Umumnya,
dunia dilanda pandemi influenza 2-3 tahun sekali, dengan jumlah kematian
mencapai puluhan ribu orang, jauh lebih tinggi daripada angka-angka pada
keadaan non epidemik. Virus influenza merupakan virus yang mudah bermutasi
dengan cepat, bahkan seringkali memproduksi strain baru dimana manusia belum
mempunyai imunitas terhadapnya. Sehingga mortalitas akibat influenza berkembang
sangat cepat (Nelwan, et al., 2006).
Secara global, influenza terjadi secara
musiman, dengan puncak aktifitas infeksi biasanya terjadi pada musim dingin di
belahan bumi utara dan musim panas di belahan bumi selatan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor, termasuk penyebaran virus yang lebih efisien dalam
lingkungan yang lebih dingin dan kering. Sementara di negara beriklim tropis
seperti Indonesia, influenza terjadi sepanjang tahun dan dapat menyebabkan
Kejadian Luar Biasa (KLB).
Peran Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar sebagai
penjaga Port The
Entry
Pada
tahun 2024, tercatat sekitar 13 juta pelaku perjalanan internasional memasuki
wilayah Indonesia, baik melalui udara, laut, maupun darat, meningkat 8% dari
tahun sebelumnya (Antara News, 2024). Dari jumlah tersebut, 148.150
pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) masuk melalui Bandar Udara Sultan
Hasanuddin Makassar. Sepanjang Januari hingga Oktober 2025 jumlah PPLN telah
mencapai 128.675 orang, yang mana jumlah ini masih akan terus mengalami peningkatan
mengingat akhir Desember terdapat libur panjang.
Sebagai
salah satu bandar udara yang melayani penerbangan internasional dan domestik di
Indonesia, serta berfungsi sebagai pusat transit menuju Indonesia Timur, Bandar
Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar perlu mendapatkan pengawasan terhadap
aspek kesehatan secara terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karenanya, Surveilans
Sentinel Influenza Like Illness (ILI) hadir dan berperan dalam melakukan
deteksi dini, mencegah penyebaran penyakit serta mengidentifikasi berbagai tipe
dan subtipe influenza yang masuk ke Indonesia.
Melalui
surveilans influenza ini, Indonesia turut berkontribusi dalam monitoring dan risk
assesment influenza global, yaitu asesmen untuk kandidat vaksin global
dengan pengiriman spesimen isolat influenza dari National Influenza Centre
(NIC) ke WHO CC melalui jejaring Global Influenza Surveillance Response System
(GISRS).
Gambar 1. Pengawasan thermal scanner di terminal
kedatangan
internasional Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar
Sinergi Berbagai Tenaga Kesehatan dan Lintas Sektor dalam Sentinel
ILI
Pelaksanaan surveilans ILI
melibatkan berbagai rumpun tenaga kesehatan menjadi satu tim, terdiri atas dokter,
perawat, epidemiolog, dan sanitarian. Langkah pengawasan mencakup skrining suhu
tubuh menggunakan thermal scanner, pemeriksaan gejala ILI pada PPLN yang
terjaring, pengambilan sampel (nasal/throat swab) untuk pemeriksaan
laboratorium, pengiriman sampel, serta pengiriman notifikasi dan
pelaporan kasus melalui sistem Surveilans Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Bahu membahu antar lintas sektor, baik dalam lingkungan bandar udara maupun ke
dinas kesehatan terkait telah memastikan keberlangsungan kegiatan ini secara
efektif.
Gambar 2. Pengambilan sampel nasal swab pada
PPLN
jemaah haji di Poliklinik Asrama Haji tahun 2025
Peningkatan Kasus ILI pada Masa Debarkasi Haji, Alarm
Kewaspadaan bagi
Kita Semua
Surveilans
ILI yang dilaksanakan oleh BBKK Makassar selama periode Maret 2024 hingga
Oktober 2025 menunjukkan adanya tren peningkatan signifikan jumlah kasus. Dari
total 300 kasus, sebanyak 80 kasus ditemukan pada tahun 2024 dan meningkat
menjadi 220 kasus pada tahun 2025. Puncak peningkatan kasus secara konsisten
terjadi pada masa debarkasi haji, baik di tahun 2024 maupun 2025. Hal ini
menunjukkan bahwa aktifitas mobilitas internasional, terutama kedatangan jamaah
haji, berperan penting dalam peningkatan kasus penyakit saluran pernapasan akut
di wilayah pengawasan. Faktor risiko yang berkontribusi antara lain kepadatan
jamaah, perubahan suhu ekstrem, serta penurunan daya tahan tubuh selama
perjalanan panjang.
Temuan
ini mempertegas bahwa BBKK Makassar memiliki peran strategis sebagai garda
terdepan dalam deteksi dini penyakit menular potensial wabah di pintu masuk
negara, dan bahwa masa debarkasi haji merupakan periode yang memerlukan
kewaspadaan ekstra terhadap penyakit respiratori seperti influenza dan infeksi
virus lainnya.
Apakah Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Mempengaruhi Risiko
Terpapar Virus Influenza?
Analisis
kasus berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia di Balai Besar Kekarantinaan
Kesehatan Makassar:
·
Berdasarkan jenis kelamin:
laki-laki 56,34% (169 kasus) dan perempuan 43,66% (131 kasus).
Secara
biologis, laki-laki cenderung memiliki respons imun yang lebih rendah terhadap
infeksi saluran napas dibanding perempuan, yang bisa memengaruhi tingkat
kerentanan terhadap ILI (Eteri
Regis dkk, 2021).
Selain
itu, perbedaan perilaku kesehatan, seperti kepatuhan dalam penggunaan masker, kebiasaan
mencuci tangan, serta pelaporan gejala, juga dapat berkontribusi terhadap
perbedaan angka kasus antara laki-laki dan perempuan.
·
Berdasarkan usia: kasus
tertinggi terjadi pada kelompok usia >65 tahun (34,67%), yang sebagian besar
merupakan jamaah haji dan umrah.
Kelompok
usia lanjut memiliki kerentanan tinggi terhadap penyakit saluran pernapasan,
karena adanya penurunan fungsi sistem imun, penyakit komorbid seperti
hipertensi, diabetes, atau penyakit paru kronik, serta daya tahan tubuh yang
lebih rendah terhadap perubahan suhu dan kelelahan selama perjalanan panjang.
Analisis
Epidemiologi Terhadap Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 1. Distribusi Hasil Laboratorium ILI Integrasi Covid-19
Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar
Tahun 2024 s.d. Oktober 2025
|
Parameter |
2024 |
Hingga Oktober 2025 |
Perubahan |
|
Total sampel |
80 |
220 |
↑ meningkat 175% |
|
Influenza positif |
40% |
32,7% |
↓
sedikit menurun |
|
COVID-19 positif |
27,5% |
2,7% |
↓ turun 90% |
|
Ko-infeksi |
6,25% |
0,45% |
↓ turun
signifikan |
|
Positivity rate
total |
67,5% |
35,9% |
↓ turun 31,6 poin |
|
Subtipe flu
dominan |
A/H1pdm09
(75%) |
A/H1pdm09
(52,8%) |
A/H3
meningkat |
|
Varian COVID
dominan |
Omicron (JN.1.16.1) |
LF.7.9.1 |
Varian baru dengan sedikit kasus |
Sumber : Data primer, 2024-2025
Hasil
analisis laboratorium menunjukkan adanya penurunan signifikan pada tingkat positivity
rate dari 67,5% di tahun 2024 menjadi 35,9% di tahun 2025.
Ini mencerminkan adanya perbaikan dalam keadaan epidemiologis untuk penyakit
pernapasan akut, dengan menurunnya penyebaran Covid-19 dan kestabilan
penyebaran virus influenza. Ko-infeksi menurun drastis, mencerminkan
berkurangnya sirkulasi simultan dua virus respiratori besar dan meningkatnya
kekebalan populasi terhadap COVID-19. Proporsi A/H3 yang meningkat
mengindikasikan potensi perubahan dominasi subtipe influenza, sesuai tren
global WHO yang memperkirakan pergeseran dari A/H1pdm09 ke A/H3 di Asia
Tenggara pada 2025.
Pada
tahun 2024, tingginya tingkat positivity rate kemungkinan disebabkan oleh
kembalinya mobilitas internasional setelah pandemi COVID-19, termasuk
kedatangan jamaah haji dan umrah yang membawa risiko penularan lintas negara,
serta peningkatan kapasitas untuk menemukan kasus di pintu negara dan mendeteksi
di laboratorium. Sebaliknya pada tahun 2025, turunnya positivity rate
menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 telah berkurang secara signifikan.
Masyarakat kini memiliki tingkat kekebalan yang lebih baik terhadap virus
SARS-CoV-2. Namun, virus influenza tetap merupakan patogen utama penyebab ILI,
yang menunjukkan kembalinya pola sirkulasi penyakit musiman yang normal seperti
sebelum terjadinya pandemi.
Tantangan
yang masih harus dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah frekuensi pemeriksaan
spesimen di laboratorium rujukan hanya dilakukan sekali seminggu, sehingga
memperlambat proses konfirmasi kasus. BBKK Makassar hingga saat ini belum
memiliki alat diagnostik cepat (RDT) yang variatif untuk mendeteksi virus
influenza dan COVID-19 secara bersamaan. Penyediaan reagen dan alat TCM/RDT
combo untuk deteksi influenza dan COVID-19 sangat dibutuhkan.
Implikasi Surveilans Sentinel ILI bagi Kesehatan Masyarakat
Mengingat
kasus ILI masih terus ditemukan di pintu masuk negara, surveilans sentinel ILI
perlu terus dipertahankan guna mendeteksi dominasi influenza yang masuk ke
Indonesia. Kesiapsiagaan pada musim haji masih menjadi prioritas karena
lonjakan kasus ILI terbukti berkorelasi dengan periode kedatangan jamaah.
Selain
itu, vaksinasi influenza bagi kelompok berisiko seperti jamaah haji, lansia,
dan tenaga kesehatan perlu diperkuat sesuai dengan jenis strain yang beredar. Edukasi
untuk terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dimanapun berada, seperti
rajin mencuci tangan, menggunakan masker bila diperlukan, konsumsi makanan
sehat dan bergizi, serta melaporkan gejala penyakit yang dirasakan, harus terus
digaungkan.
Pentingnya Kewaspadaan Berkelanjutan dan Penguatan
Surveilans ILI di Pintu Masuk Negara
Hasil
analisis surveilans Influenza Like Illness (ILI) di wilayah pengawasan
BBKK Makassar menunjukkan bahwa upaya deteksi dini dan pengendalian penyakit
menular masih memegang peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat,
khususnya di pintu masuk negara. Pergeseran pola etiologi dari dominasi COVID-19
menuju influenza musiman menegaskan pentingnya kewaspadaan berkelanjutan dan
penguatan kapasitas laboratorium di era pascapandemi.
Selaras
dengan tema Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tahun 2025, “Generasi Sehat, Masa
Depan Hebat,” hasil ini menjadi pengingat bahwa membangun generasi yang
sehat tidak hanya dimulai dari layanan kuratif, tetapi juga dari sistem
surveilans yang kuat, perilaku hidup bersih, serta komitmen bersama dalam
mencegah penyebaran penyakit. Setiap langkah kecil—mulai dari menjaga
kebersihan, melengkapi vaksinasi, hingga mematuhi protokol kesehatan
dasar—adalah investasi nyata untuk melindungi diri, keluarga, dan bangsa.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan kesadaran masyarakat yang terus meningkat, diharapkan Indonesia mampu melahirkan generasi yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi tantangan masa depan, menjadikan semangat “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” bukan sekadar slogan, tetapi sebuah gerakan nyata menuju bangsa yang lebih kuat dan berdaya saing
Latest Artikel
- Gambaran Surveilans Sentinel Influenza Like Illness (ILI) di Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar Tahun 2024 s.d. Oktober 2025
- 30 Menit Cukup untuk Turunkan Lemak?
- Tenaga Pengawas Kesehatan dan PPNS Bidang Kesehatan: Ujung Tombak Penegakan Hukum Kesehatan
- Penyelenggaraan Layanan Publik terhadap Kelompok Rentan / Penyandang Disabilitas di BBKK Makassar
- Evaluasi Sistem Surveilans Sentinel Influenza Like Illness (ILI) di Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar Tahun 2025