News Details
Vaksinasi Meningitis Meningokokus bagi Jemaah Haji dan Umrah: Upaya Melindungi Dunia dari Ancaman Wabah Meningitis Meningokokus
Makassar - Vaksinasi Meningitis Meningokokus serotipe ACYW135 merupakan persyaratan mutlak bagi setiap orang
yang akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi, baik dalam rangka melaksanakan
ibadah haji, umrah, bekerja maupun bersekolah. Bahkan kewajiban ini juga
berlaku bagi penduduk Arab Saudi yang akan melaksanakan ibadah haji, penduduk
Mekkah dan Madinah serta semua orang yang kemungkinan kontak dengan jemaah haji
termasuk petugas kesehatan.
Setiap tahun, tidak kurang dari 3 juta
orang berkumpul di Mekkah, Arab Saudi untuk melaksanakan haji, yang berasal
dari 185 negara. Sekitar 2/3 dari jumlah jemaah tersebut berasal dari luar Arab
Saudi, sebagian besar datang dengan menggunakan pesawat, sementara penduduk
dari negara-negara yang dekat dari Arab Saudi datang melalui darat.
Indonesia sebagai negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia, menjadi negara dengan jumlah jemaah haji
terbanyak. Dengan kebijakan Arab saudi yang menetapkan kuota jemaah haji 1 per
mill penduduk muslim, maka kuota jemaah haji Indonesia pada tahun 2018 sebesar
221.000 orang.
Kondisi berkumpulnya jutaan manusia di
satu wilayah, yang berasal dari berbagai negara menyebabkan peningkatan risiko
penyebaran penyakit menular. Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran
penyakit menular, terutama yang berpotensi menjadi wabah, maka pemerintah Arab
Saudi melalui Kementerian Kesehatan Arab Saudi setiap tahun mengeluarkan
regulasi berupa persyaratan dan rekomendasi Bagi pelaku perjalanan ke Arab
Saudi untuk Haji dan Umrah.
Pada tahun 2018, pemerintah Arab
Saudi mempersyaratkan vaksinasi Yellow
Fever bagi negara-negara endemis sesuai dengan WHO International travel and
health guidelines, vaksinasi Meningitis
Meningokokus serotipe ACYW135 bagi seluruh negara yang
dibuktikan dengan serifikat vaksinasi internasional (ICV) yang diberikan tidak
kurang dari 10 hari sebelum tiba di Arab Saudi. Bila perlu, pemerintah akan
memberikan profilaksis antibiotik (ciprofloksasin 500 mg) kepada pelaku perjalanan dari negara
high endemics. Selain kedua vaksin
tersebut, Arab Saudi juga mewajibkan vaksinasi poliomyelitis bagi negara-negara dimana virus polio liar atau virus
yang berasal dari vaksin (cVDPV2) masih bersirkulasi dan juga bagi negara yang
berisiko terjadi penularan kembali virus polio. Selain ketiga vaksin yang sifatnya
mandatory tersebut, pemerintah Arab
Saudi juga merekomendasikan vaksinasi flu musiman terutama bagi wanita hamil, anak yang berusia kurang dari
5 tahun, usia lanjut (>65 tahun), dan orang dewasa dengan kondisi kesehatan
khusus seperti obesitas, asma bronkhial, PPOK, HIV/AIDS dan kekebalan yang
rendah..
Sampai tahun 1987, Arab Saudi hanya
mewajibkan vaksinasi meningitis bagi jemaah haji yang berasal dari sabuk
meningitis, Sub Sahara Afrika. Namun Sejak tahun 1988, sebagai akibat dari
terjadinya wabah Meningitis Meningokokus
(serotipe A) yang pertama kali pada jemaah haji di tahun 1987, pemerintah Arab
Saudi mewajibkan vaksinasi Meningitis
Meningokokus bagi seluruh jemaah haji. Sampai awal tahun 2001,
serotipe yang diwajibkan adalah vaksin bivalent
yaitu serotipe A dan C. Namun setelah terjadinya wabah Meningitis Meningokokus pada tahun 2000 dan 2001 dengan serotipe W135
maka pada Mei 2001, pemerintah Arab Saudi mewajibkan penggunaan vaksin Meningitis Meningokokus quadrivalent yaitu A, C, Y, dan W135.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah
Arab Saudi, sejak tahun 1988, seluruh jemaah haji Indonesia diwajibkan untuk
divaksinasi Meningitis Meningokokus
serotipe A dan C dan mulai tahun 2002 vaksin yang digunakan adalah vaksin quadrivalent. Neisseria
Meningitidis (meningokokus)
merupakan penyebab utama meningitis bakteri dan septikemia. Penyakit ini
endemis di beberapa bagian dunia terutama di “meningitis belt” sub sahara Afrika. Dari 12 serotipe bakteri ini,
A, B, C, X, W135, dan Y bertanggung jawab untuk sebagian besar penyakit, tetapi
distribusi serogroup bervariasi berdasarkan lokasi dan waktu. serogroup ini
memiliki potensi untuk menyebabkan baik penyakit endemik maupun wabah.
Di sabuk meningitis Afrika, yang
memiliki insiden tahunan tertinggi (>10 cases per 100,000 penduduk),
serogrup A telah menjadi penyebab penyakit yang paling penting, meskipun wabah
yang disebabkan oleh serogrup C dan W135, dan baru-baru ini oleh
serogrup X, juga telah terjadi.
Di Eropa dan juga di Australia serta
Selandia Baru, kejadian penyakit meningokokus berkisar 0,2 hingga 14 kasus per
100.000 penduduk dan sebagian besar kasus disebabkan oleh strain serogrup B,
khususnya di negara-negara yang telah memperkenalkan serogroup Vaksin konjugasi
meningokokus C.
Di Amerika, kejadian penyakit
meningokokus berada di kisaran 0,3 hingga 4 kasus per 100.000 penduduk. Di
Amerika Serikat, sebagian besar kasus disebabkan oleh serogrup B, C dan Y,
sementara serogroup W135 sangat langka. Di Amerika Latin serogrup B
dan C menyebabkan mayoritas kasus.
Di Asia, walaupun data terbatas, kebanyakan penyakit
meningokokus disebabkan oleh meningokokus serogrup A atau C.
Mortalitas dan morbiditas penyakit
meningokokkus invasive tebilang tinggi.
CFR ?50% dan yang sembuh sebagian besar meninggalkan sequele neurologis. Penyakit ini ditularkan melalui “droplet”
percikan ludah dari penderita atau carier.
Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan, baik di Indonesia maupun di negara lain, terbukti bahwa vaksinasi Meningitis Meningokokus efektif mencegah
terjadinya penyakit Meningitis
Meningokokus, namun tidak efektif mencegah terjadinya carrier. Penelitian yang dilakukan oleh Sarwo Handayani terhadap jemaah
haji tahun 1993 – 2003, membuktikan hal tersebut. Bahwa, walaupun vaksinasi
telah dilakukan pada seluruh jemaah haji, hasil penelitian menunjukkan bahwa carrier dari tahun 1993 – 2003 berkisar
antara 0,3% - 11% dengan serogroup A, B, C, dan W135.
Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap 2056 jemaah haji
yang tiba dan yang akan meninggalkan Jeddah (1055 sampel saat tiba, 373 sampel
saat pulang, dan 628 sampel berpasangan saat tiba dan pulang), dimana 100%
responden telah divaksinasi, 98,2% divaksin dengan vaksin polisakarida, 1,8%
divaksin dengan vaksin conjugated, memberikan hasil yang serupa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat carrier bervariasi antara 1,6% - 5,7%.
Namun dari beberapa kali kejadian wabah Meningitis Meningokokus di Arab Saudi, diketahui bahwa wabah dapat terjadi jika tingkat carrier sampai 80%. Sehingga vaksinasi Meningitis Meningokokus yang dipersyaratkan bagi seluruh jemaah haji dan umrah merupakan upaya yang efektif dalam mencegah terjadinya wabah dan melindungi negara bahkan dunia dari ancaman wabah meningitis meningokokus. (Jun)
Latest Artikel
- KILAS BALIK PENCAPAIAN KINERJA BBKK MAKASSAR TAHUN 2024
- Peran Lalat dalam Penularan Penyakit dan Keperluan Forensik
- Preventive Measures : Survey Kepadatan dan Identifikasi Jentik Nyamuk Aedes Aegypti di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar
- LIBUR TELAH TIBA, TRAVELLING TETAP HARUS SEHAT
- JANGAN PANIK, TETAP WASPADA !!!, KKP KELAS I MAKASSAR WILKER PELABUHAN KHUSUS BIRINGKASSI SIAGA MENJAGA PINTU MASUK NEGARA TERHADAP MASUKNYA VARIAN BARU VIRUS COVID-19