News Details

Surveilans Migrasi Malaria Di Pelabuhan Siwa Kabupaten Wajo
Keberhasilan pembangunan Indonesia
sangat ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dimana
pembangunan sektor kesehatan merupakan salah satu unsur penentu. Untuk
mendapatkan SDM
yang berkualitas, masyarakat harus bebas dari berbagai penyakit, termasuk
penyakit malaria.
Dalam rangka pengendalian
penyakit malaria, banyak hal yang sudah maupun sedang dilakukan baik dalam
skala global maupun nasional. Salah satunya adalah konsep Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun
2015 dan dilanjutkan dengan konsep Sustainable
Development Goals (SDGs) dimana masa berlakunya dari tahun 2015 sampai
2030, ditargetkan dapat menghentikan penyebaran dan mengurangi insiden malaria
tahun 2030.
Surveilans migrasi malaria merupakan salah satu cara
menemukan penderita malaria di masyarakat yaitu kegiatan pengambilan sediaan
darah masyarakat yang datang dan pergi dari daerah endemis malaria terutama
yang menunjukkan gejala klinis malaria. Kegiatan surveilans migrasi malaria
seharusnya
dilaksanakan sepenuhnya oleh petugas kesehatan, pada kondisi tertentu diperlukan
keterlibatan berbagai unsur aparat di semua tingkat administrasi, sampai pada peran aktif masyarakat.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
sebagai garda
terdepan urusan kesehatan di pelabuhan berperan aktif dalam melakukan
pengawasan kasus malaria yang datang dan berangkat kedaerah endemis. Untuk itu KKP Kelas I Makassar
melakukan surveilans migrasi malaria kepada penumpang dan awak kapal yang tiba/ berlabuh di Pelabuhan. Kegiatan surveilans migrasi
malaria juga merupakan bagian dari program surveilans malaria yaitu strategi
program peningkatan kewaspadaan Sistem Kewaspadaan Dini – Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) terhadap timbulnya
malaria dengan melakukan analisis secara terus-menerus dan sistematis terhadap
kecenderungan migrasi penduduk dan awak kapal dari pulau/ daerah satu kepulau/ daerah yang lain. Adanya
kecenderungan kasus impor serta deteksi dini adanya penularan setempat (kasus indigeneus), perubahan kondisi lingkungan,
vektor, serta perilaku penduduk dapat berpotensi terjadinya penularan penyakit malaria.
KKP Kelas I Makassar setiap
tahunnya melaksanakan kegiatan rutin surveilans migrasi malaria di semua
pelabuhan di wilayah kerja KKP Kelas I Makassar. Di tahun 2021 ini, kegiatan
surveilans migrasi malaria untuk pertama kalinya dilaksanakan di Pelabuhan Siwa
Kabupaten Wajo Wilker Pelabuhan Parepare karena pada pelabuhan ini baru ditempatkan petugas
KKP Kelas I Makassar pada
bulan maret 2020 atas permintaan Unit Penyelenggara Pelabuhan Siwa dan kegiatan rutin dibatasi karena adanya kasus
Covid-19.
,
Kegiatan Surveilans Migrasi di
Pelabuhan Siwa dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 08 April 2021 bekerjasama
dengan lintas sektor yakni Unit
Penyelenggara Pelabuhan (UPP)
Siwa, Dinas Perhubungan Kabupaten Wajo dan KPP (KP3) pelabuhan siwa pada kapal MV.
Trans JB dengan
GT 160 dan KMP New Rose dengan GT
1395 dari Tobaku Kolaka Utara, adapun keiatan yang dilaksanakan, antara lain :
1.
Jumlah penumpang yang turun dari MV. Trans JB sebanyak
150 orang
2.
Pengambilan sampel darah dilakukan terhadap 51 orang
dengan rincian, 43
orang penumpang ditambah dengan delapan orang awak kapal termasuk diantaranya Nakhoda dengan hasil
pemeriksaan Rapid
Diagnostic Test
(RDT) semuanya menunjukkan
Negatif.
3.
Melakukan
wawancara dengan menggunakan kuesioner dalam rangka pengumpulan data
surveilansmigrasi malaria.
4.
Memberikan
edukasi tentang bagaimana cara penularan, pencegahan dan pengobatan malaria.
Sasaran kegiatan Surveilans Malaria
ini adalah penumpang dan awak kapal yang datang melalui pelabuhan siwa.
Penemuan kasus malaria di pelabuhan siwa dilakukan melalui pengambilan dan
pemeriksaan RDT. Tujuan
dilakukannya surveilans migrasi ini adalah untuk melindungi masyarakat baik
pelaku perjalanan maupun penduduk setempat dari penularan malaria melalui 1). Meningkatkan penemuan kasus malaria secara dini bagi penduduk migrasi; 2). Mencegah
terjadinya penularan malaria terutama yang berasal dari kasus import; 3). Memberikan
pengobatan kepada penderita sesuai Standar; 4). Meningkatkan kerjasama baik
lintas sektor dan program terkait termasuk Masyarakat; 5). Memantau pola
musiman migrasi penduduk di wilayah reseptif.
Kegiatan ini berlangsung sangat
baik karena adanya dukungan dari lintas sektor yang ada di pelabuhan siwa,
namun masih ada kendala dari beberapa penumpang yang masih kurang merespon baik
kegiatan yang dilakukan. Hal ini bisa dimaklumi karena masih adanya ketakutan
masyarakat akan penyakit COVID-19 walaupun sudah dijelaskan
bahwa kegiatan yang kami lakukan adalah pemeriksaan penyakit malaria.
Untuk itu kedepannya kegiatan
ini akan dilaksanakan secara aktif oleh KKP Kelas I Makassar dalam kondisi tertentu (misalnya pada situasi khusus) dengan cara mengunjungi kelompok
masyarakat yang bermigrasi dan atau sedang dalam perjalanan seperti mudik
Lebaran, Natal, Tahun Baru, pekerja musiman dan situasi khusus seperti migrasi
kelompok TNI/POLRI paska penugasan dan kelompok
lain yang datang dari daerah non endemis dan daerah endemis malaria. Pelaksanaan kegiatan migrasi
malaria secara
pasif yaitu dengan
penemuan kasus malaria dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan cara menunggu calon penumpang atau pelaku
perjalanan kapal atau pesawat udara termasuk awak kapal atau pesawat yang
datang dari daerah endemis malaria. (HASTAWAVIA)
Latest News
- Penutupan Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran Tahun 2025 di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (SHIAM)
- KEGIATAN PENGAWASAN DISINSEKSI KAPAL DI PT IKI CAB.MAKASSAR 12 MARET 2025 OLEH TIM BBKK MAKASSAR
- PERKUAT KOMITMEN MENUJU SATKER WBK/WBBM, BBKK MAKASSAR MELAKSANAKAN PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS TAHUN 2025
- PENANDATANGANAN KERJASAMA DALAM PENYELENGGARAAN VAKSINASI INTERNASIONAL ANTARA BBKK MAKASSAR DENGAN RS/KLINIK PENYELENGGARA VAKSINASI
- Kasus Leptospirosis Meningkat, BBKK Makassar dan Dinkes Kota Makassar Melakukan Survei Kepadatan Tikus