News Details
![](https://bbkkmakassar.kemkes.go.id/assets/img/news/f2b7918f814dc305a8142303d7e706e7.jpg)
Pertemuan Analisis Risiko Kejadian Zoonosis yang Berpotensi Wabah dengan Pendekatan One Health Melalui Joint Risk Assesment Pada Tanggal 21 – 24 April 2021
Pertemuan Analisis
Risiko Kejadian Zoonosis yang
Berpotensi Wabah dengan Pendekatan One
Health melalui Joint Risk Assesment
(JRA) diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 21 – 24 April 2021 di Best
Western Plus Makssar Beach Hotel. Pertemuan ini diikuti oleh peserta dari
berbagai lintas sektor dan program, antara lain Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
I Makassar, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Makassar, Pengelola Program P2PTVZ, Pengelola Program P2ML, dan Pengelola
Program Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu
pertemuan tersebut juga dihadiri oleh peserta dari beberapa kabupaten antara
lain Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Dinas
Lingkungan Hidup yang terdiri dari Kabupaten Bone, Bulukumba, Gowa, Kepulauan
Selayar, Luwu, Luwu Timur, Maros, Pangkep, Jeneponto, Pinrang, Sidrap, Soppeng,
Tana Toraja, dan Wajo.
Pertemuan
ini dilatar belakangi oleh berbagai tantangan terhadap risiko kedaruratan
kesehatan di Indonesia yang salah satunya adalah penyakit Infeksi Emerging,
dimana penyakit ini merupakan salah satu bagian ancaman biologi yang perlu
mendapat perhatian kesehatan global karena berpotensi menyebabkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat (KKM) dan memerlukan respon cepat.
Panitia dalam
laporannya mengatakan bahwa tujuan dari pertemuan ini untuk memperkenalkan
konsep penilaian risiko terhadap instrumen Joint Risk Assesment (JRA)
Penyakit Zoonosis yang disusun oleh
kolaborasi antara World Health Organization (WHO) dengan Food and Agriculture Organization (FAO), dan World Organisation for
Animal Health (OIE) pada tahun 2017,
serta memberikan rekomendasi pemanfaatan instrument Joint Risk Assessment di
Sulawesi Selatan.
Pertemuan
tersebut dibuka secara resmi oleh kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan dr. H. M. Ichsan Mustari, MHM. Dalam sambutannya saat membuka pertemuan
beliau mengatakan bahwa untuk mengatasi
masalah penyakit Zoonosis harus dilakukan dengan bergandeng tangan semua
lintas sektor yang terlibat dalam one
health, sehingga tujuan one health
dapat segera tercapai. Ichsan juga mengatakan hendaknya kita mengambil
pelajaran dari kejadian pandemi Covid-19 saat ini yang awalnya juga merupakan
penyakit Zoonosis.
Semua Narasumber
sepakat bahwa Penilaian risiko pada kasus Zoonosis dan
penyakit menular lainnya membutuhkan pendekatan
serta kebijakan yang menyeluruh dari semua sektor sebagai
sebuah satu kesatuan utuh konsep one
health yang sudah dikenalkan sejak tahun 2006-2008 yang lalu agar risiko dan
ancaman terjadinya penularan antar manusia
dapat dicegah. WHO, FAO, dan OIE mulai mengembangkan alat operasional
penilaian risiko bersama atau disebut
Joint
Risk Assessment (JRA) pada
tahun 2014 dan diselesaikan pada tahun
2017.
Alat
ini merupakan panduan operasional
pertama yang membawa pakar dari berbagai sektor dan disiplin ilmu untuk
menilai ancaman Zoonosis yang ada dan
baru serta penyakit
menular lainnya yang muncul
pada manusia. Pada toolkit
ini mempertimbangkan antarmuka manusia – hewan - lingkungan dan
dikembangkan untuk memungkinkan penilaian risiko kualitatif yang objektif dan realistis.
Hasil dari JRA digunakan untuk mendukung proses penilaian risiko kesehatan publik nasional sehingga
negara dapat lebih memahami
dan dengan cepat melaporkan dan mengelola ancaman nasional dari penyakit
Zoonosis. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
penilaian risiko bersama atau JRA digunakan oleh para lintas
sektor dan lintas program yang
bertanggungjawab atas kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan
lingkungan yang memiliki peran dalam
pengendalian dan penanggulangan ancaman Zoonosis dengan
menyediakan prinsip-prinsip penilaian risiko bersama dan perannya
dalam pembuatan kebijakan.
Masing-masing kabupaten/ Kota melakukan diskusi
dengan mengangkat penyakit Zoonosis yang akan menjadi bahan JRA diantaranya Rabies, Anthrax, dan Flu
burung. Diskusi yang sangat menarik tentunya karena masing-masing menyampaikan
pandangan profesionalnya masing-masing.
“Saya
memandang penting Joint
Risk Assesssment (JRA) Tools ini
betul-betul bisa kita lihat dan kita adopsi serta kita sesuaikan dengan
berbagai kondisi yang ada di daerah masing-masing. Melihat antusias dan keterlibatan
peserta. tentu ini menjadi nilai yang lebih pada saat kita bicara tentang
mekanisme koordinasi. Hal penting adalah
sebuah konsep Risk
Assessment itu tidak hanya kemudian kita bicara respon di
dalam rangka penyelesaian persoalan tapi yang lebih penting menurut saya adalah
bicara tentang penyiapan dan pencegahan, jadi tidak hanya bicara pada saat
kasus sudah terjadi”, dr. H. Erwan Tri
Sulistyo, M.Kes selaku Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan menyampaikan dalam acara
penutupan.
Lanjut dr. H. Erwan bahwa Provinsi
Sulawesi Selatan merupakan Provinsi pertama yang diperkenalkan JRA Tools ini. Tentu ini
suatu hal yang positif karena sering kali kita juga melihat bahwa Sulawesi
Selatan sering dihadapkan dengan kebencanaan dan beberapa penyakit Zoonotik. Selain itu interaksi antara manusia dan hewan yang sangat erat
karena sering kali menjadi bagian dari kultur masyarakat bukan hanya sekedar
sebagai bagian dari kerangka kebutuhan ekonomi tetapi sekaligus juga bagian
dari kultur masyarakat. (KMD).
Latest News
- KEMITRAAN DIKLAT BBKK MAKASSAR DILEBARKAN DENGAN KERJASAMA PENDIDIKAN NON KESEHATAN
- PERKUAT IMPLEMENTASI KEKARANTINAAN KESEHATAN, BBKK MAKASSAR MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
- Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
- Upaya Tingkatkan Implementasi SSm Pengangkut : KSOP Makassar gelar Rapat Koordinasi
- PENGAWASAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN PENYAKIT MENULAR DI BALAI BESAR KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN (BBKHIT) WILKER PELABUHAN MAKASSAR